Paket Haji Plus Terbaik untuk Anda

Paket Haji Plus Terbaik untuk Anda

Bagi Sahabat Haji Plus yang mendambakan untuk segera berangkat ke Tanah Suci pastinya berharap agar keinginan tersebut terlaksana dengan lancar kan? Sebagian besar Sahabat Haji Plus mungkin beranggapan bahwa sesuatu yang baik perlu dipersiapkan dengan cara yang baik pula. Demikian pula dengan persiapan haji yang hendaknya Sahabat Haji Plus persiapkan dengan sebaik mungkin. Diantara beberapa macam paket haji yang ada, Sahabat Haji Plus dapat memilihnya yang terbaik sesuai dengan kemampuan Sahabat Haji Plus. Karena yang terbaik menurut pilihan Sahabat Haji Plus, insyaallah akan membawa kelancaran pelaksanaan haji yang Sahabat Haji Plus inginkan. Apabila Sahabat Haji Plus ingin mendaftar paket haji terbaik. Sahabat Haji Plus dapat memilih Paket Haji Plus dan Furoda di Travel Haji Khusus. Paket Haji Plus dan Haji Furoda dikatakan paket terbaik karena dengan memilih paket tersebut Sahabat Haji Plus akan melaksanakan ibadah haji tanpa perlu menunggu waktu keberangkatan yang lama hingga puluhan tahun. Untuk Biaya Haji Plus dan Khusus Furoda pastinya sesuai dengan fasilitas serta akomodasi yang akan Sahabat Haji Plus dapatkan nantinya. Bagi Sahabat Haji Plus yang ingin mengetahui informasi seputar Paket Haji Plus Terbaik Untuk Anda, yuk simak informasi dibawah ini.

Inilah Alasan Wajib Berihram

Sahabat Haji Plus tentunya sudah memahami bahwasannya ibadah haji termasuk ke dalam salah satu rukun islam yang wajib dijalankan oleh umat muslim bagi yang mampu. Namun, perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa salah satu syarat ibadah haji ialah ihram. Pelaksanaan ihram disimbolkan dengan kain berwarna putih yang diperuntukkan khusus bagi jemaah haji yang dikenakan oleh jemaah haji laki – laki maupun perempuan dari titik miqat. Pada saat berihram, seluruh umat muslim tak ada perbedaan terkait negara asal, ras, warna kulit hingga status jabatan. Oleh karena itu, perlu Sahabat Haji Plus pahami bahwa ihram bukan hanya selembar kain saja. Namun, maknanya lebih dari itu. Mungkin Sahabat Haji Plus menegerti bahwa banayk disiplin ilmu dalam kehidupan, pekerjaan serta lembaga pendidikan yang membutuhkan atauran berpakaian atau seragam tertentu untuk menunjukkan status dan jabatan yang sedang diemban. Akan tetapi, berbeda dengan kain ihram yang memiliki arti bermakna. Kain ihram yang berwarna putih melambangkan kesucian, kesalehan serta kebersihan.

Tak banyak yang mengetahui juga bahwa warna putih pada kain ihram ini juga menghindari perhatian dan terlihat seperti laki – laki ataupun perempuan biasa. Apabila tak ada ihram, tentunya orang – orang akan mengenakan berbagai jenis kain dan warna yang dari ragamnya warna kain tersebut akan mengalihkan perhatian para jemaah haji. Hal ini akan membuat seseorang seperti menonjolkan dirinya sendiri pada saat mengenakan kain berwarna lain yang sesuai denga budaya, negara atau ras seseorang tersebut. Terpenting dari yang paling penting ialah pelaksanaan ihram tak menunjukkan status sosial seseorang yang sedang melaksanakan ibadah haji. Baik kaya atau miskin, memiliki jabatan atau tidak dan perbedaan lain sebagainya ini semua akan mengenakan pakaian yang sama yakni kain ihram yang berwarna putih. Dengan begitu, seluruh hemaah haji terlihat setara antar satu dengan yang lainnya tanpa ada hal yang membeda – bedakan. Karena sejatinya di hadapan Allah Swt pun seluruh manusia sama. Hal yang membedakan manusia satu dengan manusia lainnya di hadapan Allah Swt bukanlah harta, tahta dan segalanya yang Sahabat Haji Plus miliki di bumi. Akan tetapi, yang membedakan manusia satu dengan manusia lainnya ialah amal ibadah serta keimanan yang dimiliki oleh manusia tersebut.

Nilai Kemanusiaan Dalam Pelaksanaan Ibadah Haji

Sebelum melaksanakan ibadah haji, Sahabat Haji Plus perlu mengetahui berbagai hal seputar ibadah haji. Salah satu yang wajib Sahabat Haji Plus ketahui ialah perihal rangakaian ibadah haji yang akan Sahabat Haji Plus lakukan saat di Tanah Suci. Sahabat Haji Plus perlu mengetahui rangakaian ibadah haji dengan runtut dan sesuai agar ibadah haji yang Sahabat Haji Plus jalani dapat berjalan dengan lancar. Tak sampai disitu, ada hal penting yang perlu Sahabat Haji Plus ketahui yakni dalam rangkaian ibadah haji tersimpan nilai – nilai kemanusiaan yang tak lepas dari nilai – nilai di kehidupan Sahabat Haji Plus di keseharian. Dengan Sahabat Haji Plus memahami rangakian ibadah haji apa saja yang akan dilakukan serta mengetahui nilai – nilai kemanusiaan yang terkandung dalam rangakaian ibadah haji, maka Sahabat Haji Plus akan melaksanakan ibadah haji dengan semaksimal mungkin. Tentunya dengan begitu, Sahabat Haji Plus dapat lebih meresapi pelaksanaan ibadah haji yang Sahabat Haji Plus jalani. Apa saja nilai – nilai kemanusiaan yang terkandung dalam pelaksanaan rangkaian ibadah haji? Berikut lebih jelasnya.

  1. Ihram yang bermakna mensucikan

Pelaksanaan ihram mengandung nilai yang maknanya mensucikan. Hal yang dimaksud ialah dengan melaksanakan ihram, para jemaah haji wajib untuk mematuhi segala bentuk larangan selama beribadah haji yang sesungguhnya aktivitas – aktivitas terlarang tersebut tak terlarang pada waktu diluar pelaksanaan haji. Perlu Sahabat Haji Plus pahami bahwa melekatnya kewajiban menjauhi larangan ibadah haji disimbolkan dengan pakaian putih tanpa jahitan atau yang disebut dengan pakaian ihram yang melekat di tubuh jemaah haji. Hal ini menyiratkan pesan bahwasannya pada saat manusia mengenakan pakaian ihram, maka seseorang tersebut harus bersedia dengan ikhlas melepas segala identitas duniawi yang selama ini melekat pada dirinya seperti jabatan, kekayaan, gelar dan lain sebagainya. Dengan pelaksanaan ihram, Sahabat Haji Plus diminra untuk menanggalkan pakaian yang menjadi simbol identitas duniawi dengan menggantinya dengan kain berwarna putih yang menandakan bahwa di hadapan Allah Swt semua hamba itu sama. Haji Plus

  1. Wukuf yang bermakna berdiam diri

Wukuf merupakan salah satu rangkaian ibadah haji yang akan Sahabat Haji Plus lakukan pada saat berhaji. Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa wukuf memiliki arti berdiam diri. Dalam pelaksanaan ibadah haji, wukuf memiliki makna khusus yakni beriam diri di padang Arafah. Menurut para ulama, waktu pelaksanaan wukuf ialah sejak tergelincirnya matahari pada hari kesembilan Dzulhijjah hingga terbitnya fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah. Tahukah Sahabat Haji Plus bahwa Padang Arafah merupakan tempat Nabi Adam dan Hawa saat dipertemukan kembali setelah terpisah sejak diturunkan oleh Allah Swt dari surga. Dengan pelaksanaan wukuf di Arafah ini menyiratkan pesan bahwa manusia bisa saling mengenal, berkumpul dan hidup rukun untuk merefleksikan ukhuwah islamiyah. Pada saat pelaksanaan wukuf ini, Sahabat Haji Plus akan bertemu dengan manusia yang bersal dari bangsa, ras dan etnis yang berbeda – beda. Namun, bersama – sama untuk beribadah kepada Allah Swt. Tentunya hal ini menjadi pelajaran yang penting nan bermakna bagi umat muslim. 

  1. Mabit di Muzdalifah dan Mina bermakna merenungi kelemahan di hadapan Allah

Pelaksanaan mabit di Muzdalifah dilakukan selepas jemaah haji melakukan wukuf di Padang Arafah. Muzdalifah merupakan kota kecil atau gurun pasir yang tak begitu luas diantara Arafah dan Mina. Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa mabit di Muzdalifah memberi renungan pada Sahabat Haji Plus agar menginsafi diri dan menyadari kelemahan yang dimiliki di hadapan Allah Swt. Setelah Sahabat Haji Plus dari Arafah dan mendapatkan ilmu agar hidup bersama dalam damai di tengah masyarakat yang plural, maka di Muzdalifah Sahabat Haji Plus akan berkesempatan untuk meresapi semangat kebersamaan tersebut ke dalam hati. Di Muzdalifah inilah Sahabat Haji Plus dapat sekalian mengumpulkan kerikil untuk diguankan melempar jumroh di Mina. Kerikil yang dikumpulkan menjadi simbol bagi manusia untuk melanjutkan kehidupan. Setelah kerikil tersebut dilemparkan pada saat lempar jumroh, kerikil – kerikil yang dikumpulkan di Muzdalifah tersebut menjadi simbol segala keburukan yang bersarang dalam diri manusia yang memang harus dibuang agar tak mengotori hati. Setelah Sahabat Haji Plus bermalam di Muzdalifah, maka Sahabat Haji Plus akan melanjutkan rangakaian ibadah haji menuju Mina untuk melaksanakan mabir disana pada hari tasyrik yakni malam sebelas, dua belas dan tiga belas Dzulhijjah. Mabit di Mina merupakan pelaksanaan dari rangakaian melempar jumroh.

  1. Melempar Jumroh bermakna mengusir keburukan

Salah satu rukun ibadah haji yang diperintahkan untuk jemaah haji ialah lempar jumroh yakni melemparkan kerikil ke tiga jamarat di Mina yang masing – masing sebanyak tujuh kali. Saat 10 Dzulhijjah, Sahabat haji plus akan melaksanakan lempar jumroh Aqabah yang letaknya berada di bukit Aqabah. Tahukah Sahabat Haji Plus mengapa ada rangakain melempar jumroh? Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa jumroh divisualisasikan dengan batu atau tugu yang diibartkan setan yang harus selalu diusir agar tak membisikkan keburukan di hati manusia. Dengan terusirnya setan, maka akan lahir sosok muslim yang saleh. Dengan pelaksanaan lempar jumroh ini diharapkan umat muslim telah mengusir keburukan dalam dirinya melalui lempar jumroh ini.

  1. Thawaf bermakna mendekatkan diri kepada Allah Swt

Thawaf merupakan saah satu kegiatan dalam rangkaian ibadah haji yang dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Pada saat melakukan thawaf, tiga putaran pertama dilakukan dengan lari – lari kecil dan sisanya dilakukan dengan berjalan biasa. Seluruh jemaah haji diharuskan memulai serta mengakhiri thawaf di Hajar Aswad dengan menjadikan Ka’bah berada di sebelah kirinya. Tak banyak yang mengetahuibahwa Thawaf merupakan ilustrasi dari tarian kosmos yakni seperti partikel elektron yang mengelilingi atom, seperti bumi dan planet lain mengelilingi tata surya yang melambangkan ketundukan semua ciptaan Allah Swt kepadaNya. Di sisi lain, pelaksanaan thawaf dapat dijadikan sebagai wujud usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dengan menuju satu titik dimana mereka akan kembali. Pelaksanaan thawaf menuntut keteguhan langkah dan kemantapan hati demi mencapai titik ekstensi yakni Allah Swt. Hal ini memberi pelajaran bahwa segala hal yang diinginkan yang sedang dijalani hanyalah untuk mencari jalanNya, karena kepada Allah lah seluruh manusia akan kembali.

  1. Sa’I bermakna usaha dan perjuangan

Dalam pelaksanaan ibadah haji, Sa’I merupakan salah satu rangkaian ibadah dalam haji yang dilakukan dengan cara berjalan bolak – balik sebanyak tujuh kali antara bukit safa dan marwah. Pelaksanaan kegiatan Sa’I ini memiliki makna usaha dan perjuangan. Diketahui bahwa pelaksanaan sa’I merupakan replikasi dari gerakan Siti Hajar yakni ibu dari Nabi Ismail yang berusaha mencari air untuk anaknya yang kala itu kehausan namun saat itu air susu sudah habis dan tak ada bekal air. Dengan meninggalkan Ismail, Siti Hajar kemudian berlari menaiki bukit safa untuk mencari air, namun ternyata usahanya nihil. Kemudian, Siti Hajar masih berusaha dan tak menyerah. Perjalanan mencari air pun dilanjut dengan menuruni bukit, elmbah dan mendaki bukit Marwah. Akan tetapi, hasilnya pun masih sama yakni nihil.

Usaha Siti Hajar untuk mencari air dengan mendaki bukit dari bukit safa ke marwah dilakukan bolak – balik sebanyak tujuh kali hingga Allah Swt mengeluarkan air dari kaki ismail yang terhentak – hentak menyentuh tanah. Air itulah yang menjadi sumber mata air zamzam yang mengalir hingga kini. Kisah perjuangan Siti Hajar inilah yang kemudian disyariatkan Allah Swt dalam pelaksanaan ibadah haji. Perlu Sahabat Haji Plus pahami bahwa hendaknya sebagai umat muslim kita semua meresapi pelaksanaan ibadah sa’i. Tak hanya itu, Sahabat Haji Plus dapat mengambil pelajaran bahwasannya tercapainya sebuah tujuan tak didapatkan secara instan. Akan tetapi, perlu usaha dan perjuangan yang menyertai untuk dapat meraih tujuan yang ingin diraih. Karena tujuan akan sia – sia apabila tak menyertakan perjuangan serta usaha dan kerja keras didalamnya. Paket Haji Plus

  1. Tahallul bermakna merontokkan kesombongan dalam diri

Tentu Sahabat Haji Plus mengerti bahwa rambut menjadi hiasan kepala, sedangkan kepala bagaikan mahkota manusia. Mahkota berarti kewibawaan, akan tetapi mahkota juga dapat bermakna kesombongan diri manusia yang sering menempatkannya pada posisi lebih tinggi dibanding dengan yang lainnya. Pelaksanaan tahallul menjadi rukun dalam ibadah haji bertujuan agar manusia menanggalkan seluruh bentuk keangkuhan dalam diri di hadapan Allah Swt. Hal ini tersirat pesan bahwasannya manusia satu dengan manusia yang lain ialah sama. Karena yang membedakannya di hadapan Allah Swt ialah tingkat ketakwaannya. Memotong rambut dalam pelaksanaan tahallul menjadi ilustrasi rontoknya keangkuhan dalam diri manusia menuju hati yang bersih. Tahallul mengandung pesan untuk merontokkan sifat sombong dalam diri, mengurangi prasangkan dan menurunkan egoisme.

Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa selain ketujuh poin tersebut, masih terdapat satu lagi nilai kemanusiaan dalam lingkup pelaksanaan ibadah haji yakni ibadah qurban. Secara arti, qurban merupakan mendekatkan diri dengan Allah Swt dengan cara menyembelih hewan ternak. Pelaksanaan qurban menjadi salah satu ujian kedermawanan sekaligus keikhlasan seorang hamba. Qurban menjadi lambang perjuangan yang berkaitan dengan empati atas kondisi umat muslim dan masyarakat sekitarnya. Menilik keistimewaan nilai – nilai penting dalam ibadah haji, maka benar adanya apabila pelaksanaan ibadah haji dipenuhi makna yang berkaitan langsung dengan kehidupan umat muslim. Hal ini seperti pernyataan seorang ulama yakni Ali Syariati yang menyatakan bahwa ibadah haji secara keseluruhan merupakan bentuk demonstrasi simbolis dari filsafah penciptaan Adam dan juga ilustrasi mengenai hakikat penciptaan, sejarah, katauhidan, ideologi islam serta ukhuwah islamiyah. Dalam berbagai simbol terdapat banyak kandungan nilai kemanusiaan yang universal. Karena itulah, tak heran apabila umat muslim begitu mendambakan untuk dapat melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Ketika Sahabat Haji Plus berada di Tanah Suci, Sahabat Haji Plus akan memiliki kedudukan yang sama dan setara tanpa ada hal yang membedakan. Seluruh perbedaan yang ada mencakup negara asal, jabatan, gelar dan perbedaan lainnya sudah melebur menjadi satu sebagai hamba Allah Swt.

Kisah Pembangunan Ka’bah dan Mulanya Pelaksanaan Ibadah Haji

Sudah menjadi sebuah keharusan bagi umat muslim yang mampu untuk melaksanakan ibadah haji. Pelaksanaan ibadah haji menjadi salah satu ibadah istimewa dalam pandangan seluruh umat muslim karena ibadah ini merupakan sebagai penyempurna rukun islam. Kedudukan ibadah haji yang dianggap spesial oleh umat islam setelah melaksanakan syahdat, shalat, zakat serta puasa. Kemudian barulah melaksanakan ibadah haji yang mensyaratkan bagi seorang muslim. Meksipun pelaksanaan ibadah haji hanya diwajibkan untuk dilakukan sekali seumur hidup, hal menarik yang perlu Sahabat Haji Plus ketahui ialah dalam pelaksanaan ibadah haji mampu menjadi tempat berkumpulnya jutaan umat muslim setiap tahunnya dari berbagai negara. Di Tanah Suci mereka melepas identitas pribadinya secara bersama – sama dan setara menjalankan syarat dan rukun ibadah haji.

Tahukah Sahabat Haji Plus bahwa Allah Swt telah mensyariatkan pelaksanaan ibadah haji sejak zaman Nabi Adam turun ke bumi. Terdapat berbagai riwayat yang menyebutkan bahwa Ka’bah telah didirikan para malaikat, kemudian Nabi Adam diperintahkan untuk membangun kembali Ka’bah tersebut. Lalu Nabi Adam melaksanakan ibadah haji dengan berthawaf mengikuti malaikat. Para nabi setelah Nabi Adam pun juga menjalankan ibadah haji sebagai salah satu bentuk ketaatan kepada Allah Swt. Pada saat Nabi Ibrahim mendapat perintah dari Allah Swt untuk melaksanakan ibadah haji, Nabi Ibrahim terlebih dahulu membangun Ka’bah kembali karena Ka’bah dimasa Nabi Adam telah hilang sebab diterjang banjir besar semasa Nabi Nuh. Diperkirakan pada tahun 1500 SM dengan dibantu putranya yakni Nabi Ismail, Nabi Ibrahim membangun Ka’bah di atas sebidang tanah yang menggunduk yang letaknya dekat dengan sumur zamzam. Diketahui bahwa letak bangunan Ka’bah yang dibangun Nabi Ibrahim sama persis dengan lokasi Ka’bah yang pernah didirikan oleh Nabi Adam pada periode sebelumnya. Material pembangunan Ka’bah berasal daru bebatuan Bukit Hira, Bukit Qubays serta bukit – bukit di sekitarnya.

Pada saat itu, ukuran Ka’bah lebih kecil dari yang sekarang yakni hanya berukuran 12 x 10,5 x 15 meter dengan berbentuk persegi empat yang disertai dua pintu dan tanpa atap. Salah satu celah tembok Ka’bah diisi oleh batu hitam yang disebut dengan Hajar Aswad. Sesaat setelah ka’bah dibangun, Allah Swt menyeru kepada umatnya untuk melaksanakan ibadah haji. Hal ini terkutip dalam Al – Qur’an Surat Al – Hajj ayat 27 yang artinya “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh”. Setelah mendapatkan perintah ibadah haji, Nabi Ibrahim lalu meminta bimbingan kepada Allah Swt terkait tata cara melakukan ibadah haji (manasik). Kemudian, Allah Swt membimbing Nabi Ibrahim untuk melakukan ibadah haji yang kemudian menjadi panduan atau manasik haji hingga sekarang yang telah dirangkum dalam rukun serta wajib haji.

Inilah sekilas informasi seputar Paket Haji Plus Terbaik untuk Anda. Semoga informasi yang ada dapat membantu Sahabat Haji Plus dalam mempersiapkan pelaksanaan ibadah haji yang Sahabat Haji Plus inginkan. Agar Sahabat Haji Plus tak ketinggalan informasi seputar pelaksanaan ibadah haji, ikuti terus update informasi di website ini ya!

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *