Travel Haji Visa Mujamalah
Seiring berjalannya waktu, peminat ibadah haji yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan cukup pesat. Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa meningkatnya minat masyarakat mengartikan bahwasannya semakin bertambah jamaah yang ingin melaksanakan ibadah haji. Inilah yang menjadi alasan waktu tunggu keberangkatan haji di Indonesia yang semakin lama. Program haji dengan waktu tunggu keberangkatan yang lama ini merupakan Haji Reguler yang banyak diminati oleh masyarakat karena harganya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan program haji lainnya. Akan tetapi, kekurangannya pada waktu tunggu keberangkatan yang lama yakni belasan hingga puluhan tahun. Tak perlu khawatir bagi Sahabat Haji Plus yang ingin melaksanakan ibadah haji dengan segera, karena Sahabat Haji Plus dapat mendaftar sebagai calon jamaah Haji Visa Mujamalah. Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa Haji Visa Mujamalah ini merupakan haji tanpa antri, sehingga sahabat Haji Plus sekalian tak perlu menunggu waktu yang lama hingga belasan bahkan puluhan tahun untuk melaksanakan ibadah haji. Haji Visa Mujamalah ini merupakan haji yang menggunakan visa khusus yang diperuntukkan secara khusus bagi jamaah haji yang menggunakan kuota pemerintah kerajaan Arab Saudi. Sehingga, Haji Visa Mujamalah ini merupakan program haji yang dilakuka tanpa mengurangi jatah kuota pemerintah Republik Indonesia. Hal ini dikarenakan langsung dikelola secara mandiri oleh pihak travel haji resmi dari kantor Kementrian Agama. Oleh karena itu, dalam hal waktu tunggu keberangkatan Haji Visa Mujamalah tentunya memiliki perbedaan dengan Haji reguler. Sehingga program Haji Visa Mujamalah merupakan solusi yang tepat bagi sahabat Haji Plus yang tak ingin menunggu waktu yang lama untuk melaksanakan ibadah haji. Bagi Sahabat Haji Plus yang berencana mendaftar Haji 2022 dengan memilih paket Travel Haji Visa Mujamalah atau Haji Plus 2022 bisa langsung segera mendaftar haji dengan paket yang dipilih ya. Untuk informasi terkait Biaya Haji Plus 2022 serta informasi haji lainnya, simak informasi berikut ini ya.
Memahami Pentingnya Manasik Haji
Salah satu hal yang membuat istimewa dari pelaksanaan ibadah haji ialah membuat umat muslim mengingat rencana Allah Swt terhadap segala sesuatu. Pelaksanaan ibadah haji yang diletakkan pertama kali pada zaman Nabi Ibrahim, kemudian disempurnakan pada zaman Nabi Muhammad Saw. Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa pelaksanaan manasik haji melambangkan beberapa tahapan rencana ini. Diketahui mulanya Nabi Ibrahim meninggalkan tanah kelahirannya menuju ke tanah Hijaz. Begitu pula pada saat ini jamaah haji pun meninggalkan rumah mereka dan berangkat ke tanah suci. Pada saat sampai di Makkah Sahabat Haji Plus selaku jamaah haji akan berjalan di sekeliling Baitullah, seperti Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail yang telah memenuhi janjinya kepada Allah yang melempar batu pada setan yang berusaha untuk menggagalkan segala niat baik. Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail melempar batu ketiga jumrah, Jamarat. Tak hanya itu, berkumpulnya seluruh jamaah haji di padang Arafah menjadi puncak pelaksanaan ibadah haji. Di tempat inilah seluruh jamaah haji berjanji kepada Allah untuk meneladani kehidupan Nabi Ibrahim, Hajar dan Nabi Ismail dalam melaksanakan perintah Allah Swt. Segala perintah dari Allah pastinya memiliki arti tersendiri bagi hambanya, sebab itulah Sahabat Haji Plus sebagai hamba yang taat sudah seharusnya memaknai dan memahami pelaksanaan ibadah dengan sebaik – baiknya. Seperti halnya pelaksanaan manasik haji bagi yang hendak berangkat ke Tanah Suci, hal ini amatlah penting karena akan membantu jemaah haji agar tak bingung saat melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Agar pelaksanaan ibadah haji lancar, sebagai jamaah haji Sahabat Haji Plus hendaknya memahami dengan baik saat proses pembekalan manasik haji berlangsung.
Inilah Yang Dapat Dibeli Saat Di Tanah Suci
Tak hanya oleh – oleh berupa makanan khas Tanah Suci saja yang dapat Sahabat Haji Plus bawa sebagai buah tangan untuk keluarga di rumah, namun ada pula beberapa rekomendasi yang dapat Sahabat Haji Plus bawa selepas dari Tanah Suci. Selain kurma, kacang – kacangan, cokelat arab dan air zamzam, ada pula barang bermanfaat yang dapat Sahabat Haji Plus kasih sebagai oleh – oleh untuk keluarga di Tanah Air. Apa saja? Berikut lebih jelasnya. Travel Haji Mujamalah
-
Mukenah
Barang yang dapat Sahabat Haji Plus beli di Tanah Suci untuk dijadikan oleh – oleh keluarga di Tanah Air ialah Mukenah. Mukenah ini menjadi rekomendasi bagi Sahabat Haji plus yang ingin membawakan barang bermanfaat nan bermakna bagi keluarga di Tanah Air. Di Tanah Suci banyak sekali macam dan model mukenah khas Arab dengan berbagai pilihan motif dan warna yang menarik serta dengan bahan berkualitas tinggi seperti mukena dari bahan kain katun atau mukena dengan bahan parasit. Mukenah di Tanah Suci ini telah dikemas dengan packing yang rapi dan cantik yang menjadikan mukenah ini semakin menarik sebagai buah tangan. Untuk harga mukennah yang ditawarkan pun mulai dari kisaran 35 ribu hingga 125 ribu. Perbedaan harga ini juga tergantng kualitas mukennahnya.
-
Kerudung
Tentu Sahabat Haji Plus mengerti bahwa kerudung menjadi salah satu barang yang seelalu dipakai oleh perempuan muslim. Sebab itulah, oleh – oleh kerudung dari Tanah Suci ini menjadi rekomendasi yang tepat bagi Sahabat Haji Plus yang ingin membawa oleh – oleh untuk keluarga atau teman perempuan yang ada di Tanah Air. Pastinya barang ini akan bermanfaat karena bisa dipakai sehari – hari. Di Tanah Suci pun Sahabat Haji Plus dapat memilih aneka ragam warna, model hingga motif.
-
Sajadah
Sajadah menjadi salah satu perlengkapan ibadah sholat yang pastinya tak terlepas dari aktivitas sehari – hari umat muslim pada saat melaksanakan ibadah shalat. Umumnya kebanyakan masyarakat Indonesia beranggapan bahwa sajadah menjadi barang yang wajib ada saat melaksanakan shalat. Karena itulah, sajadah dapat menjadi rekomendasi yang pas bagi Sahabat Haji plus yang hendak membawa oleh – oleh khas Tanah Suci.
-
Sarung
Salah satu barang yang dapat Sahabat Haji plus jadikan oleh – oleh selepas ibadah haji ialah sarung yang Sahabat Haji Plus beli di Tanah Suci. Sahabat Haji Plus dapat bawakan oleh – oleh ini untuk keluarga ataupun teman laki – laki. Pastinya Sahabat Haji Plus mengeerti bahwa di masyrakat indonesia, sarung menjadi barang yang dianggap sangat penting untuk kegiatan ibadah shalat. Sebab itulah, sarung dapat menjadi rekomendasi oleh – oleh yang cocok untuk keluarga maupun teman yang ada di Tanah Air.
-
Tasbih
Barang selanjutnya yang menjadi rekomendasi untuk dijadikan oleh – oleh yang bermanfaat ialah tasbih. Tentunya tasbih menjadi barang yang tepat untuk menjadi pelengkap oleh – oleh ibadah haji Sahabat Haji Plus sekalian. Karna tasbih ini berukuran kecil, mudah dibawa, namun memiliki manfaat yang penting saat beribadah. Bagi Sahabat Haji Plus yang ingin menjadkan tasbih sebagai oleh – oleh haji, Sahabat Haji Plus dapat membelinya di pusat perbelanjaan di Tanah Suci.
Memaknai Kematian Saat Melaksanakan Ibadah Haji
Pelaksanaan Ibadah haji memanglah menjadi momen yang bermakna, penyegar jiwa sekaligus mengingatkan pada kematian. Karena dengan mengingat kematian ini akan menepis sifat arogan yang selalu ingin menguasai nafsu manusia. Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa terdapat beberapa simbol ibadah haji yang menegaskan perlunya mengingat kematian di antaranya jamaah haji harus mengenakan kain ihram yang warnanya serba putih menyerupai kain kafan sebagai pakaian jenazah. Untuk itu sebagai jenazah hidup hendaknya Sahabat Haji Plus sebagai jamaah haji diajak untuk selalu bersikap rendah hati, sabar serta tawakal. Semuanya ini merupakan implementasi dari bacaan talbiyah. Karena ibaratnya talbiyah merupakan teken kontrak bahwa segala pujian, kenikmatan, dan dan kekuasaan, seluruhnya diserahkan kepada Allah. Kemudian, saat wukuf di Padang Arafah merupakan gambaran miniatur padang mahsyar ketika wukuf di Arafah. Disinilah Sahabat Haji Plus diingatkan perihal makna hidup, tujuan hidup, pedoman hidup Al – Qur’an dan Sunnah serta kematian. Sahabat Haji Plus akan timbul rasa ingin segera bertaubat sehingga kematian yang ingin diraih adalah kematian khusnul khotimah. Tak sekedar persiapan fisik dan materi saja yang dibutuhkan, namun perjalanan haji juga membutuhkan persiapan batin yang siap. Pelaksanaan ibadah haji ini seringkali disebut sebagai sebuah perjalanan mati yang berarti keluar dari lingkungan dunia menuju kehidupan yang kekal.
Diketahui bahwa perjalanan ini dimulai dengan mandi jenazah yang dilambangkan oleh salah satu sunnah ihram yakni mandi, lalu diteruskan dengan pengkafanan yang dilambangkan dengan menggunakan kain ihram, kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang dilambangkan dengan shalat dua rakaat ketika ihram. Selanjutnya melepaskan diri dari perhiasan dunia yang dilambangkan oleh larangan – larangan ketika ihram dan proses penguburan yang dilambangkan oleh ditinggalnya keluarga dan sanak saudara di Tanah Air. Kemudian diteruskan dengan penjumpaan dengan Allah Swt yang dilambangkan dengan pembacaan kalimat talbiyah dan diakhiri dengan kebangkitan untuk menerima ganjaran yang dilambangkan oleh harapan semua calon haji agar seluruh amalan ibadah haji diterima Allah Swt. Disana tak ada perbedaan warna kulit, tak ada hina atau mulia, miskin ataupun kaya, muda atau tua. Karena yang mulia ialah yang bertakwa dan amal sholeh ialah yang selamat. Karena setiap orang akan sibuk dengan urusannya masing – masing. Semua ini digambarkan oleh suasana di padang Arafah ketika berdoa dan memohon saling bersahutan. Karena hendaknya Sahabat Haji Plus memahami bahwa pelaksanaan ibadah haji mengandung pelajaran dan peringatan tentang terjadinya hari kiamat. Karena pelaksanaan ibadah haji menjadi perjalanan uji coba menuju kematian, namun yang telah melaksanakannya akan tetap kembali pulang untuk menemui keluarga dan kerabatnya di Tanah Air.
Ragam Hal Yang Harus Dilakukan Saat Haji
Tentu Sahabat Haji Plus telah memahami bahwa terdapat beberapa hal wajib yang harus dilaksanakan oleh Sahabat Haji Plus pada saat melaksanakan ibadah haji. Karena apabila tak dikerjakan maka ibadah haji yang Sahabat Haji Plus lakukan menjadi tidak sah. Terdapat lima kewajiban haji yang harus Sahabat Haji Plus lakukan pada saat di Tanah Suci. Apa saja? Berikut lebih jelasnya.
-
Mabit Di Mudzalifah
Pelaksanaan mabit di Mudzalifah ini berada di Mudzalifah mulai dari tengah malam tanggal 10 Dzulhijjah hingga terbit fajar. Hendaknya Sahabat Haji Plus mengetahui bahwa mabit merupakan bermalam, menginap atau menginjakkan kaki di area Mudzalifah. Mabit ini dapat dilakukan saat memasuki waktu maghrib. Dalam keadaan inilah melakukan sholat fardhu dalam keadaan jama’ qosor dan harus meninggalkan Mudzalifah sebelum terbit matahari pada tanggal 10 Dzulhijjah.
-
Mabit Di Mina
Harus Sahabat Haji Plus pahami bahwa Mina di datangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijjah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Hendaknya Sahabat Haji Plus berada di Mina sehari semalam sehingga dapat melaksanakan Sholat dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ serta Subuh. Selanjutnya, setelah sholat subuh tanggal 9 Dzulhijjah, Sahabat Haji Plus akan berangkat menuju Arafah. Sahabat Haji Plus akan kembali lagi datang ke Mina pada saat selesai melaksanakan wukuf di Arafah. Sahabat Haji Plus Kembali ke Mina lagi karena bertujuan untuk melempar jumroh. Di Mina Sahabat Haji Plus diwajibkan untuk mabit pada tanggal 11, 12 Dzulhijjah bagi Sahabat Haji Plus yang melaksanakan Nafar Awal atau malam tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah bagi Sahabat Haji Plus yang melaksanakan Nafat Tsani.
-
Melempar Jumroh Aqobah
Melempar jumroh aqobah ini pelaksanaannya hanya dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah dan mulai tengah malam dan sampai subuh saja. Melempar jumroh aqobah menjadi salah satu hal wajib yang harus Sahabat Haji Plus lakukan. Karena apabila Sahabat Haji Plus tak melempar jumroh, maka akan terkena denda dan wajib membayar denda atau dam tersebut. Denda yang harus dibayar berupa seekor kambing. Apabila Sahabat Haji Plus yang melanggar tersebut tak mampu membayar dengan seekor kambing, maka boleh membayar fidyah atau berpuasa selama 10 hari yakni 3 hari dimasa haji di tanah suci dan sisanya di tanah air.
-
Mengenakan Kain Ihram dari Miqat
Perlu Sahabat Haji plus ketahui bahwa miqat dalam berihram ada dua macam yakni miqat zamani dan miqat makani. Miqat zamani merupakan batas waktu para jama’ah haji mengerjakan ibadah haji (1 syawwal sampai terbitnya fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah). Sehingga, bagi seseorang yang belum berihram selain pada hari yang ditentukan, maka ihramnya tak sah. Oleh karena itulah, miqat zamani ini bukanlah bagian dari kewajiban haji, tetapi merupakan syarat mutlak bagi para jamaah haji. Sehingga harus dikerjakan, karena hal ini tak bisa dibayar dengan denda (dam). Sedangkan miqat makani merupakan suatu tempat dimana para jemaah haji menggunakan kain ihram beserta niatnya ketika hendak mengerjakan ibadah haji. Tempatnya pun berbeda – beda sesuai dengan arah daerah masing – masing para jamaah.
-
Melontar Jumroh Ula, Wustha dan Aqabah
Tahukah Sahabat Haji Plus bahwa bagi jamaah haji yang tak melempar jumroh selama 3 hari maka akan memperoleh denda yakni dengan wajib membayar dengan dam dan apabila meninggalkan sebagian lontaran, maka harus membayar dengan fidyah. Pelaksanaan melempar jumroh ini dilaksanakan pada hari – hari tasyriq yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 dzulhijjah. Ketentuan batu yang digunakan untuk melempar jumroh tidaklah besar. Cukup seukuran ujung jari dan tak berbentuk runcing. Adapun cara melemparnya ialah sebanyak tujuh batu pada hari id yaitu jumrah aqabah saja. Sedangkan pada hari – hari tasyriq maka sebanyak 21 batu setiap hari, masing masing tujuh lemparan untuk jumrah ula, tujuh lemparan untuk jumrah wustha dan tujuh lemparan untuk jumrah aqabah.
-
Melakukan Thowaf Wada
Thowaf Wada dilakukan apabila hendak meninggalkan Mekkah. Thowaf Wada menjadi penghormatan akhir ke Baitullah. Sehingga, thowaf wada ini disebut juga dengan thowaf perpisahan dengan Baitullah sebagai tanda bahwa telah menyelesaikan semua rangakian ibadah haji sebagai penghormatan terakhir kepada Baitullah. Thowaf wada ini diperuntukkan bagi orang – orang yang telah berhaji dan semua orang yang hendak meninggalkan kota mekkah. Dalam pelaksanaannya, thowaf wada dilakukan seperti thowaf biasanya. Namun, yang membedakan ialah jamaah tak perlu untuk menggunakan kain ihram. Selepas melaksanakan thowaf juga tak dilanjutkan dengan pelaksanaan sa’i dan tahalul.
Inilah Hukum Mencukur Rambut Selepas Manasik Haji
Terdapat empat imam madzhab yang sepakat terkait hukum wajib mencukur gundul rambut kepala atau mencukur sebagiannya dalam pelaksanaan ibadah haji. Perlu Sahabat Haji Plus pahami bahwa pelaksanaan mencukur rambut atau yang disebut dengan tahallul menjadi salah satu bagian dari manasik haji. Dalam madzhab Hanafi menyatakan bahwa menggunduli kepala dan mencukur sebagian rambut hukumnya wajib. Sama halnya dengan madzhab Maliki yang menyatakan bahwa menggunduli kepala dan mencukur sebagaian rambut hukumnya wajib. Kemudian, Mazhab Syafi’i menyebutkan bahwasannya menggunduli kepala atau mencukur sebagian rambut termasuk rukun dalam ibadah haji yang menjadi tidak sah apabila tak melakukannya. Bahkan, pelaksanaannya tak bisa diganti dengan membayar DAM yakni menyembelih seekor kambing. Selanjutnya, Madzhab Hambali berpendapat bahwa mencukur rambut kepala hingga gundul atau pendek tak masuk dalam manasik haji. Akan tetapi, sekedar simbol dari sudah terlepasnya seseorang dari larangan ihram yang tak membolehkan menggunting rambut, memakai pakaian berjahit, dll. Hendaknya Sahabat Haji Plus memahami bahwa mencukur rambut atau yang disebut tahallul menjadi bagian dari rangkaian manasik haji. Ini biasanya dilakukan hingga seluruh rangkaian manasik haji selesai. Terdapat istilah yang perlu Sahabat Haji plus ketahui bahwa mencukur seluruh rambut kepala disebut dengan halq. Sedangkan mencukur rambut kepala hanya sebagian disebut dengan taqshir.
Di dalam Al – Qur’an terdapat dua ayat yang menyebutkan mengenai halq ini yakni di dalam surat Al – Baqarah ayat 196 dan surat al – Fath ayat 27. Salah satu arti dari surah Al – Fath ayat 27 artinya ialah “Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada RasulNya Muhammad tentang kebenaran mimpi dengan sebenarnya; Bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram Insya Allah dalam keadaan aman, dengan menggundul rambut kepala dan mencukur sebagiannya, sedangkan kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.” Tahukah Sahabat Haji Plus bahwa ayat ini diturunkan sebelum terlaksananya ibadah haji di zaman Nabi Muhammad Saw tepatnya pada tahun 6 Hijriah, yakni sebelumnya Nabi Muhammad Saw pernah bermimpi melaksanakan ibadah haji. Di dalam mimpi tersebut digambarkan bahwa Nabi Muhammad Saw serta para sahabatnya sedang melaksanakan ibadah haji dan sebagian dari mereka menggunduli rambut kepala dan sebagian lagi mencukur sebagian rambutnya. Digambarkan dalam mimpi itu Nabi Muhammad Saw dan para sahabat melaksanakan ibadah haji dengan suasana yang tak ada lagi ketakutan.
Demikianlah ulasan singkat terkait Travel Haji Visa Mujamalah bagi Sahabat Haji Plus yang sedang mempersiapkannya. Bagi sahabat Haji Plus yang berkeinginan untuk mendaftar sebagai calon jamaah Haji, silahkan simak terus informasi yang diulas di tulisan – tulisan berikutnya ya! Semoga, segala informasi yang disampaikan dapat bermanfaat bagi sahabat Haji Plus sekalian.