Biaya Haji Plus 2022
Tahukah Sahabat Haji Plus bawa hingga saat ini, ternyata masih banyak yang bertanya – tanya seputar biaya pelaksanaan ibadah haji. Walaupun informasi yang disediakan sudah sangat banyak, namun nyatanya masih saja ada yang belum mengetahui seputar detailnya persiapan biaya haji yang hendaknya dipersiapkan. Tentunya Sahabat Haji Plus mengerti bahwa program haji tak hanya ada satu jenis saja, melainkan ada pula program haji yang lainnya. Nah.. setiap program haji ini dibandrol dengan biaya yang berbeda. Dari ketiga jenis program haji yang ada yakni haji reguler, haji plus dan haji furoda yang membedakan antar ketiganya ialah waktu tunggu keberangkatan hingga fasilitas yang diberikan selama pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Pastinya di setiap masing – masing program ibadah haji ini memiliki kekurangan dan kelebihannya. Apabila Sahabat Haji Plus memilih program haji reguler, maka kekurangannya ialah waktu tunggu keberangkatan yang amat lama. Bahkan waktu tunggu pada program haji reguler ini dapat mencapai puluhan tahun. Akan tetapi, haji reguler pun juga memiliki kelebihan yakni dibandrol dengan harga yang sangat terjangkau. Kemudian ada pula program Haji Plus dan Haji Furoda yang memiliki kelebihan waktu tunggu keberangkatan lebih cepat dibandingkan haji reguler. Namun memang kekurangannya secara harga lebih mahal dibandingkan dengan biaya program Haji Reguler. Teruntuk Sahabat Haji Plus yang berencana untuk mendaftar Haji 2022, Sahabat Haji Plus dapat mendaftar paket Haji Plus 2022. Sahabat Haji Plus dapat mendapatkan informasi lengkap seputar Haji Plus termasuk Biaya Haji Plus 2022. Bagi Sahabat Haji Plus yang masih ingin memahami terkait Biaya Haji Plus 2022, coba simak berikut ini ya!
Sekilas Tentang Mihrab Nabi di Masjid Nabawi
Di setiap bangunan masjid diketahui terdapat mihrab. Perlu Sahabat Haji Plus pahami bahwa mihrab merupakan tempat imam untuk memimpin dalam pelaksanaan shalat berjamaah dan juga sebagai penanda arah kiblat. Sebab itulah, letak Mihrab di desain dengan menjorok ke dalam bagian depan ruangan masjid. Untuk serba – serbi seputar Mihrab yang ada di Masjid Nabawi, simak berikut ini. Travel Haji Plus
-
Kisah Permulaan Pembangunan Mihrab
Pembangunan Masjid Nabawi ini bermula dibangun oleh Nabi Muhammad Saw pada tahun 622 M. Diketahui bahwa ukuran Mihrab di Masjid Nabawi ini berukuran 30 x 35 meter. pada 708 M, setelah dilakukan perluasan bangunan masjid yang dilakukan oleh Gubernur Madinah yakni Umar bin Abdul Aziz, Mihrab mulai dibangun dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Masjid Nabawi. Saat itu perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa Mihrab berbentuk ceruk pada dinding. Ada pula yang beranggapan bahwa bentuk ceruk pada saat itu memiliki istilah Thooq bukan Mihrab. Namun, ada pula yang menamakannya Mihrab. Alasannya ialah karena dalam tempat itu kebenaran manusia dapat ditempa dalam upaya menghindarkan diri dari kesibukan duniawi.
-
Empat Macam Mihrab di Masjid Nabawi
Dalam perkembangannya, terdapat empat Mihrab di Masjid Nabawi. Berikut adalah macam – macam Mihrab yang ada di Masjid Nabawi :
- Pertama adalah Mihrab Nabi Muhammad Saw yang berada di bagian Raudah. Mihrab Nabi Muhammad Saw ini terletak di antara mimbar dan makam Nabi Muhammad Saw.
- Kedua adalah Mihrab Hanafi yang kini disebut dengan Mihrab Sulaimani yang diketahui dibangun pada tahun 860 H oleh Togan Syekh. Mihrab Sualimani ini dihiasi dengan marmer putih dan hitam. Keempat imam shalat dari empat mazhab (Hanafi, Syafi’I, Malik dan Hambali) ini sebelumnya pernah mengimami shalat di Masjid Nabawi secara terpisah di waktu dan tempat yang berbeda.
- Ketiga adalah Mihrab Utsmani. Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa Khalifah Usman RA mengimami shalat di tempat ini untuk yang pertama kalinya. Sampai kini mibar utsmani ini masih ada dan masih digunakan.
- Keempat adalah Mihrab Tahajud yang letaknya di belakang bekas kamar Fatimah Az – Zahra. Mihrab ini menjadi tempat kegemaran Nabi Muhammad Saw dalam melaksanakan shalat Tahajjud.
-
Pada Zaman Rasulullah
Ketika saat itu belum terdapat mihrab, pelaksanaan shalat dilakukan menghadap ke arah utara yakni ke arah Masjidil Aqsa. Di dalam masjid Nabawi diketahui memiliki banyak pintu. Namun, hanya ada 3 pintu saja yang dapat dibuka yakni pintu dibagian timur, barat dan selatan. Apabila kiblat berubah menghadap Ka’bah, maka di pintu di bagian utara dibuka dan pintu bagian selatan ditutup.
-
Kembali Digunakannya Mihrab Nabi
Pada tanggal 8 Desember 2017 yang bertepatan setelah 25 tahun, Mihrab Nabi resmi digunakan kembali. Pembukaan Mihrab ini dilakukan setelah selesainya proyek perluasan kompleks Masjid Nabawi di Madinah. Pembukaan Mihrab ini atas dasar semakin banyaknya jemaah haji yang berziarah ke Makam Nabi Muhammad Saw serta sahabatnya yakni Abu Bakar As – Shiddiq dan Umar bin Khattab letak makamnya juga berdampingan. Bahkan Nabi Muhammad Saw juga bersabda bahwa beribadah di Masjid Nabawi pahalanya akan dilipatgandakan hingga 1.000 kali. Sebab itulah tak heran apabila sebagian besar umat Islam yang pernah berkunjung ke Madinah, selalu berupaya untuk menyempatkan diri beribadah di Masjid Nabawi ini.
Bahkan pada saat musim haji, ada banyak jutaan umat Muslim dari seluruh dunia yang berusaha melaksanakan shalat sebanyak 40 kali (Arbain) di Masjid Nabawi untuk memperoleh keberkahan Nabi Muhammad Saw. Dengan dibukanya Mihrab ini, jemaah haji bisa melaksanakan ziarah dengan tenang. Setelah mihrab ini resmi dibuka, Syeikh Abdullah Al Bajian yang merupakan imam di Masjid Nabawi menjadi orang yang pertama kali menggunakan Mihrab tersebut serta melaksanakan shalat jumat langsung dari area suci Raudhah yang dahulu selalu digunakan Nabi Muhammad Saw. Raudhah ini berada di sebelah timur makam Nabi Muhammad Saw. Kemudian di sebelah barat makam terdapat mimbar untuk khotbah. Makam Nabi Muhammad Saw membujur dari arah barat ke timur, dikarenakan wajah Nabi Muhammad Saw menghadap ke kiblat yang berada di arah selatan Madinah.
Tips Menggunakan Toilet Saat di Masjidil Haram
Pada saat Sahabat Haji Plus melaksanakan rangkaian ibadah haji, tentunya Sahabat Haji Plus membutuhkan kesungguhan hati dan pikiran yang khusuk kan. Namun, memanglah tak bisa dipungkiri bahwa terkadang di tengah – tengah Sahabat Haji Plus saat melakukan ibadah, Sahabat Haji Pus merasa bahwa ada “panggilan alam” yang tentunya akan mengganggu kekhusyukan serta membuat Sahabat Haji Plus harus segera pergi mencari toilet. Pastinya, ika sudh begitu Sahabat Haji Plus harus berhenti sejenak dari kehgiatan yang sedang Sahabat Haji Plus lakukan saat itu dan segera mencari toilet. Namun ayangnya, perjalanan untuk ke toilet ini menjadi sebuah hal yang gampang gampang susah. Pasalnya, toilet di Masjidil Haram berada di halaman Masjid yang tentunya Sahabat Haji Plus perlu keluar terlebih dahulu dari masjid untuk bisa ke sana. Terlebih antrian di toilet yang cukup makan waktu saat musim haji tiba. Supaya Sahabat Haji Plus tak terlalu lama untuk menghabiskan waktu saat hendak ke toilet, terdapat beberapa tips yang perlu diperhatikan. Salah satu yang perlu diperhatikan ialah yakni mencari tahu dulu di mana saja letak toilet. Dengan begitu Sahabat Haji Plus tak perlu kerepotan untu bingung mencari dimana letak toilet. Apabila Sahabat Haji Plus sudah paham letak toilet, maka tentunya bakal menghemat waktu dan dapat beribadah dengan tenang. Di Masjidil Haram, Sahabat Haji Plus dapat menemukan toilet di pintu utama atau pintu King Abdul Aziz serta di depan pintu keluar Bukit Marwah. Waktu yang diperlukan untuk sampai ke toilet dari Masjid yakni sepuluh menit. Diperirakan Sahabat Haji Plus dapat menghabiskan waktu sekitar setengah jam hanya untuk ke toilet.
Selain itu, Sahabat Haji Plus juga perlu memperhatikan diwaktu kapan toilet di Masjidil Haram akan dalam keadaan ramai. Pada umumnya seperti saat menjelang salat Maghrib dan shalat Jumat, toilet akan lebih ramai dipadati oleh para jemaah. Terlebih jika saat itu memang sedang musim haji. Nah.. Apabila Sahabat Haji Plus ingin dapat melaksanakan shalat di dekat dengan Ka’bah, maka Sahabat Haji Plus harus datang satu jam sebelum adzan. Sedangkan pada saat shalat jum’at, jemaah haji harus datang minimal dua jam sebelumnya ke Masjidil Haram. Lalu, jika Sahabat Haji Plus ingin mendapat tempat strategis yang dekat dengan Kabah, maka Sahabat Haji Plus harus datang di waktu yang lebih awal. Sehingga, Sahabat Haji Plus yang ingin ke toilet sebelum masuk masjid dapat menggunakannya dengan lebih leluasa. Tentu ada baiknya apabila Sahabat Haji Plus dapat menyelesaikan semua urusan yang harus dilakukan di toilet sebelum masuk waktu shalat dan pergi ke Masjidil Haram. Sehingga, Sahabat Haji Plus tak perlu terganggu pada saat sedang melaksanakan ibadah. Apabila memang harus terpaksa pergi ke toilet, hendaknya Sahabat Haji Plus carilah toilet yang paling dekat dan perhitungkan waktunya supaya Sahabat Haji Plus tetap bisa melakukan ibadah dengan tenang.
Barang Bawaan Yang Sebaiknya Tak Dibawa Ke Tanah Suci
Sebelum berangkat ke Tanah Suci pastinya Sahabat Haji Plus sudah mempersiapkan seluruhnya dengan matang dan lengkap, tak terkecuali barang bawaan yang diperlukan selama ibadah haji. Hendaknya Sahabat Haji Plus memahami dengan baik bahwa ada barang bawaan yang tak perlu Sahabat Haji Plus bawa ke Tanah Suci. Agar Sahabat Haji Plus lebih paham saat menyiapkan barang bawaan sebelum pergi ke Tanah Suci, yuk coba simak berikut ini.
-
Aneka Jenis Benda Tajam
Sudah pasti bahwa benda tajam ini tak diperbolehkan untuk dibawa pada saat Sahabat Haji Plus hendak pergi berhaji. Meskipun dengan alasan untuk berjaga – jaga guna melindungi diri, namun tetap saja tak diperbolehkan. Sebelum naik pesawat pun Sahabat Haji Plus akan melalui tahap pemeriksaan barang bawaan, sehingga hendaknya jangan membawa benda tajam. Karena apabila sampai ketahuan membawa benda tajam, pasti benda tersebut langsung diamankan dan membuat Sahabat Haji Plus berurusan dengan petugas bandara. Hal ini sudah tertera dalam peraturan bagasi pesawat yang bukan cuma berlaku saat Sahabat Haji plus berangkat dari tanah air saja, namun juga pada saat hendak balik dari Tanah Suci. Karena itulah, hendaknya Sahabat Haji plus tak memebeli buah tangan atau oleh – oleh yang tergolong sebagai benda tajam.
-
Botol Dengan Ukuran Tertentu
Botol dengan ukuran tertentu merupakan termasuk jadi salah satu barang bawaan yang hendaknya tak dibawa oleh Sahabat Haji Plus. Botol dengan ukuran tertentu ini misalnya pada wadah perlengkapan mandi seperti botol sabun ataupun sampo. Pastinya Sahabat Haji Plus memahami bahwa perlengkapan mandi termasuk ke dalam kebutuhan yang utama. Namun, perlu Sahabat Haji Plus ketahui apabila terdapat peraturan bagasi pesawat yang membatasi volume botol yang Sahabat Haji Plus bawa. Karena perlengkapan mandi banyak yang menggunakan botol. Maka, pastikan apabila volume botol perlengkapan mandi Sahabat Haji Plus seperti sampo dan sabun cair tak lebih dari 100 ml. Ada aturan tertentu juga bagi botol minum yakni maksimalnya berukuran 300 ml saja.
-
Makanan dan Obat – Obatan Tertentu
Ada beberapa makanan yang dilarang untuk masuk pesawat, beberap diantaranya adalah produk yang berasal dari hewan seperti susu, daging, susu dan lainnya. Alasan tak diperbolehkannya membawa makanan tersebut karena bisa saja membawa bakteri pathogen yang dapat menginfeksi. Tak hanya makanan produk hewani asja yang dilarang. Akan tetapi obat – obatan tertentu juga dilarang untuk di bawa ke Tanah Suci. Sebab itulah, pastikan Sahabat Haji Plus membawa obat – obatan pribadi dengan disertai resep dari dokter. Hal ini bertujuan agar Sahabat Haji Plus aman dari cegatan peraturan bagasi pesawat. Pastikan Sahabat Haji Plus menaati peraturan bagasi pesawat, supaya Sahabat Haji plus dapat lancar saat melakukan perjalanan ke Tanah Suci.
Menanggapi Pengemis Saat Ibadah Haji
Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa tak hanya di Tanah Air saja keberadaan pengemis, namun di Tanah Suci pun juga ada pengemis. Memanglah benar bahwa sedekah menjadi salah satu hal baik untuk dilakukan. Namun, bagaimana apabila mengemis sudah dijadikan sebagai mata pencarian. Tentunya hal ini membuat Sahabat Haji Plus resah kan? Saat ini mudah sekali Sahabat Haji Plus temukan berita tentang pengemis yang memiliki omset tinggi bahkan sudah memiliki rumah dan barang – barang mewah. Tentu ini hanya di dapat dari hasil mengemis dan mereka bisa sampai membangun rumah mewah dan bahkan dapat membeli mobil serta barang mewah lainnya. Dan kenyataannya, kejadian pengemis dengan omset fantastis tak hanya terjadi di Indonesia saja. Di Tanah Suci pun juga terdapat kejadian seperti itu. Bahkan, diketahui bahwa penghasilan pengemis di Tanah Suci jauh lebih besar dibandingkan pengemis jutawan di Indonesia. Sudah Jelas lebih besar, pengunjung tanah suci kan memang sangat banyak. Ada informasi yang menyatakan bahwa mereja dalam sehari dapat mengantongi uang sebanyak 4 ribu Riyal Saudi atau jika di rupiahkan setara dengan 13 juta. Fantastis sekali kan?
Dengan modal menengadahkan tangan saja, para pengemis di Tanah Suci dapat menjadi jutawan. Namun, pastinya kebiasaan ini tak baik dan tak menjadi anjuran untuk dilakukan. Terlebih jika cara yang digunakan ialah cara yang tak jujur seperti pura – pura sakit atau pura – pura cacat. Memanglah cara yang seperti inilah yang banyak digunakan oleh oknum pengemis di sana. Padahal, mereka sebenarnya masih dapat dan mampu melakukan pekerjaan lainnya selain hanya meminta – minta saja. Perlu Sahabat Haji plus tahu bahwa banyak dalil yang menjelaskan haramnya meminta – minta dengan cara yang menipu seperti itu. Seperti hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘anhum bahwasannya ia berkata Rasulullah Saw bersabda “Seseorang senantiasa meminta-minta kepada orang lain sehingga ia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sekerat daging pun di wajahnya”. Kemudian, hadist lainnya dari Ubsyi bin Junaadah Radhiyallahu anhu ia berkata bahwasannya Rasulullah Saw bersabda “Barang siapa meminta – minta kepada orang lain tanpa adanya kebutuhan, maka seolah – olah ia memakan bara api”. Menakutkan sekali kan? Perlu Sahabat Haji Plus pahami bahwasannya meminta – minta hanyalah untuk orang yang benar – benar sudah tak mampu menghasilkan uang dengan cara bekerja. Intinya, menjadikan kegiatan pengemis sebagai mata pencarian adalah hal yang tak diperbolehkan. Mengetahui tentang hal itu, tentu saat melihat pengemis di tanah suci Sahabat Haji Plus sudah tahu harus bagaimana. Di Tanah Suci, pemerintah Arab Saudi memberikan himbauan kepada jamah haji supaya tak memberi uang pada pengemis di sana. Pemerintah Arab Saudi selama ini menyatakan bahwa merasa kesulitan saat mengatasi masalah pengemis ini karena memang banyak sekali yang memberi uang pada pengemis dengan alasan pahala dan sedekah. Namun kembali lagi pada Sahabat Haji Plus, karena memberi atau tidak adalah hak Sahabat Haji Plus sendiri.
Kelompok Orang Berhaji, SIapa Saja?
Dapat melaksanakan ibadah haji merupakan menjadi keinginan setiap umat muslim. Pasalnya mereka akan merasa sudah lengkap apabila telah mengerjakan seluruh rukun Islam. Sebab itu, banyak sekali umat Islam yang berupaya untuk dapat melaksanakan ibadah haji. Meskipun pelaksanaan ibadah haji ini disyaratkan kepada yang memiliki kemampuan baik secara fisik maupun finansial, namun terlepas dari itu, ada juga yang memang mendapatkan kemuliaan dari Allah. Sehingga dapat melaksanakan nikmatnya ibadah haji di Tanah Suci. Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa kelompok orang berhaji ada tiga macam, apa saja? Berikut lebih jelasnya.
-
Kelompok Berdasarkan Nasab
Kelompok orang berhaji dengan berdasarkan Nasab merupakan yang dapat melaksanakan ibadah haji karena keturunan atau nasab. Dapat diartikan bahwa secara keturunan memang berasal dari orang tua dan keluarga yang berada dari segi ekonomi, sehingga mampu untuk memberangkatkan keluarganya ke Tanah Suci.
-
Kelompok Berdasarkan Nasib
Kelompok berhaji yang berdasarkan nasib merupakan kelompok yang mendapatkan nasib baik sehingga dapat merasakan untuk melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci. Contoh dari kelompok haji berdasarkan nasib ini ialah atas biaya dari orang lain yang memberangkatkannya. Mereka yang pergi berhaji dengan cara seperti inilah yang termasuk ke dalam kelompok haji berdasarkan nasib yang memang mendapatkan kemuliaan lewat panggilan haji dari Allah Swt melalui rezeki orang yang berkenan untuk membiayai keberangkatan haji.
-
Kelompok Berdasarkan Kasab
Perlu Sahabat Haji Plus ketahui bahwa kelompok dengan berdasarkan kasab merupakan orang yang berhaji karena hasil kerja kerasnya sendiri yang dikumpulkan selama bertahun – tahun hingga bisa mendaftar haji. Mereka yang masuk ke dalam kelompok ini berupaya untuk menyisihkan rezeki yang dimilikinya dan lebih mengutamakan hartanya untuk ibadah haji sebagai penyempurna ibadah yang dilakukannya selama ini.
Jika Sahabat Haji Plus sudah memahami seluruh informasi seputar Haji Plus termasuk seputar Biaya Haji Plus 2022, kini saatnya Sahabat Haji Plus makin mematangkan persiapan untuk pendaftaran. Semakin cepat Sahabat Haji Plus mendaftar, maka semakain cepat pula waktu keberangkatan Sahabat Haji Plus ke Tanah Suci. Asik sekali kan..