Travel Haji Plus Terbaik di Jakarta

Travel Haji Plus Terbaik di Jakarta

Travel Haji Plus Terbaik di Jakarta

Sahabat Haji Plus akan mengerti betapa istimewanya ibadah haji pada saat menunaikannya di Tanah Suci. Pasalnya, di setiap rangkaian kegiatan yang dilakukan ini tentunya tak akan hampa maknannya, justru sebaliknya yakni banyak skelai makna yang terkandung di dalamnya. Jika Sahabat Haji Plus mengetahui, di setiap rangkaian kegiatan ibadah haji yang dijalankan ini mengandung simbolisasi filosofis yang bermakna amat dalam dan berkaitan dengan kehidupan Sahabat Haji Plus seabgai hamba Allah. Makna – makna yang terkandung saat pelaksanaan ibadah haji ini sangat banyak. Muali dari mengenakan pakaian ihram yang ebrmakna bahwa Sahabat Haji Plus harus menanggalkan semua perbedaan serta menghapus segala keangkuhan yang ditimbukan dari status sosial. Kemudian makna thawaf yang sebagai symbol ketundukan manusia sebagai hamba Allah dan lain sebagianya. Pastinya, di setiap kegiatan yang akan Sahabat Haji Plus jalani pada saat pelaksanaan ibadah haji akan memberikan nilai tersendiri bagi Sahabat Haji Plus sekalian. Teruntuk Sahabat Haji Plus yang sudah tak sabar ingin segera menunaikan ibadah haji di Tanah Suci, Sahabat Haji Plus dapat segera menunaikan ibadah haji dengan memilih program Haji Plus. Karena dengan Sahabat Haji Plus memilih program Haji Plus waktu tunggu keberangkatan ibadah haji tak akan selama waktu tunggu keberangkatan haji reguler. Biaya Haji Plus juga masih terhitung ramah kantong, Sahabat Haji Plus hanya tinggal memilih jasa Travel Haji Plus yang terpercaya saja untuk segera menunaikan ibadah haji. Bagi Sahabat Haji Plus yang ingin mengetahui informasi lebih lenjut seputar Travel Haji Plus Terbaik di Jakarta, yuk simak informasi dibawah ini.

Tips Menukar Rupiah Sebelum Berhaji

Sahabat Haji Plus hendaknya tak hanya perlu mempersiapkan fisik dan mental saja pada saat berada di Tanah Suci, akan tetapi mempersiapkan uang juga. Terutama adalah mata uang riyal yang jadi alat pembayaran sah di Arab Saudi. Pastinya tak ada gunanya jika Sahabat Haji Plus membawa banyak sekali uang merah bergambar Presiden Soekarno karena tentunya tak akan bisa dipakai belanja kurma dan cokelat Madinah di sana. Jadi, sebelum berangkat atau ketika sudah sampai di Jeddah, pastikan untuk menukar uang rupiah yang dibawa menjadi uang riyal. Jika Sahabat Haji Plus masih bingung terkait bagaimana caranya untuk menukar uangnya? Simak lebih lengkap informasi dibawah ini.

1. Menukar Uang Saat Masih di Indonesia

Pada saat Sahabat Haji Plus menjelang berangkat ke Tanah Suci, sebisa mungkin Sahabat Haji Plus menukarkan uang rupiah yang akan dibawa dengan mata uang arab Saudi yakni riyal. Menukarkan rupiah saat masih di Indonesia ini bahkan lebih disarankan untuk dilakukan daripada menukarkannya di Arab Saudi. Pasalnya, di Arab Saudi sana, harga satu riyal hanya berkisar antara Rp3.000 hingga Rp3.300 saja. Sementara di Indonesia, kursnya jauh lebih mahal! Sahabat Haji Plus tentunya tak mau rugi dong pastinya dan ingin rupiah dihargai mahal.

2. Menukar Uang di Money Changer

Tahukah Sahabat Haji Plus bahwa menukar uang rupiah di Money Changer juga sangat disarankan. Hal ini dikarenakan Money Changer telah mendapat izin resmi dari pemerintah. Sehingga Sahabat Haji Plus tak perlu khawatir apalagi meragukan terkait keaslian uang tersebut. Karena uang yang berada di money changer dijamin 100% original. Pastinya tak bakal ada kasus tipu – tipu saat bertransaksi di Money Changer. Sahabat Haji Plus dapat menukarkan rupiah di Money Changer Indonesia ataupun Mekkah dan Madinah. Harganya sama – sama bagus. Apabila Sahabat Haji Plus mau menukar di Money Changer Arab Saudi, tak perlu khawatir akan kendala bahasa. Cukup kasih saja uang rupiah ke petugasnya, mereka sudah begitu paham dan akan menggantinya ke mata uang riyal.

3. Menukar Uang di Bandara

Tahukah Sahabat Haji Plus bahwa menukar uang di bandara juga bisa sih. Akan tetapi, sebaiknya Sahabat Haji Plus tak melakukan ini. Kenapa? Kurs satu riyal di bandara ataupun embarkasi mulai dari Rp2.700 sampai Rp3.000 saja sehingga terbilang kecil. Oleh karena itu, mending Sahabat Haji Plus menukar uangnya saat masih berada di Indonesia agar uang saku yang didapat lebih banyak.

4. Menukar Uang Dengan Jamaah Yang Baru Pulang dari Tanah Suci

Bisa dibilang bahwa cara yang satu ini terbilang kurang umum dan agak ribet, akan tetapi bisa sih dicoba. Apabila Sahabat Haji Plus ada kenalan ataupun sanak keluarga yang kebetulan baru pulang dari Tanah Suci, tak ada salahnya Sahabat Haji Plus menukarkan uang riyal yang mereka punya dengan rupiah milik Sahabat Haji Plus. Menukar uang rupiah dengan cara ini hanya dapat dilakukan apabila jamaah yang baru pulang itu bawa segepok uang riyal. Kalau enggak? Ya balik ke cara pertama sampai ketiga. Simpel kan?

Memahami Nilai Kehidupan Dibalik Rangkaian Kegiatan Berhaji

Seperti yang diketahui bahwa setiap ibadah memiliki keistimewaan masing – masing, salah satunya ibadah haji ini. Keistimewaan ibadah haji sangatlah beragam dan timbul dari berbagai sisi, mulai dari ujian dan tempaan, pahala yang berlipat dan lain sebagainya. Tentunya pelaksanaan haji ini dapat menjadi keistimewaan tersendiri di mata banyak orang. Ibadah haji telah dipercaya umat muslim sebagai ibadah yang istimewa yang tak ditemui di ibadah yang lain. Bagi yang berkunjung ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji merupakan telah menjadi tamu Allah Swt. Istimewanya sebagai tamu, Sahabat Haji Plus dipersilahkan meminta apa saja dengan cara berdoa kepada Allah. Banyak orang yang telah memahami bahwa ibadah haji bermakna sebagai upaya mendekatkan diri kembali kepada Allah dalam keadaan suci melalui berbagai rangkaian kegiatan haji. Haji sebagai rukun Islam yang kelima, mengandung arti yakni berniat datang ke Mekah untuk mengunjungi Ka’bah sebagai Baitullah (rumah Allah SWT) dan tempat – tempat lainnya untuk melakukan serangkaian kegiatan ibadah haji seperti berihram, thawaf, Sa’i, wukuf, mabit, melontar jumrah dan tahallul pada waktu yang telah ditentukan yakni 9, 10, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah. Biaya Haji Plus

Pada prinsipnya, pelaksanaan ibadah haji hendaknya dimaknai sebagai perjalanan mengubah diri untuk menuju kepada Allah Swt. Rangkaian prosesi ibadah haji ini menjadi cerminan dari peristiwa – peristiwa jaman dulu, seperti penciptaan Nabi Adam, perjuangan Nabi Ibrahim dalam melawan godaan setan dan menegakan perintah Allah Swt serta ketabahan Siti Hajar dalam menghadapi cobaan kerasnya kehidupan. Semua peristiwa itulah yang mesti diingat dan dihayati oleh umat Islam dalam beribadah haji. Pelaksanaan ibadah haji hendaknya dimaknai sebagai upaya memahami hakikat kemanusiaan. Karena pada dasarnya, ibadah haji ini tak hanya sekedar menunaikan rukun Islam yang kelima. Bukan juga sebagai pelaksanaan perjalanan ke Mekkah semata dengan menjalankan serangkaian kegiatan. Haji juga tak melulu memanjatkan doa saja kepada Allah SWT. Akan tetapi, Ibadah haji harus dimaknai sebagai latihan untuk menahan ego diri, keangkuhan, keserakahan, kesombongan, kebencian dan segala sifat buruk lainnya.

Sahabat Haji Plus yang hendak melaksanakan ibadah haji hendaknya harus menanggalkan semua pakaian, asal usul suku bangsa, negara, jabatan dan kedudukannya. Karena sesungguhnya semua manusia itu sama, sejajar dan sederajat. Yang membedakan ialah hanay keimanan dan ketakwaan saja di hadapan Allah Swt. Oleh karena itulah, karena semua manusia sama dan sejajar, maka dilambangkan dengan menggunakan pakaian Ihram yang serba putih. Pelaksanaan ibadah haji juga melatih umat Islam untuk melepaskan diri dari segala nafsu duniawi. Nafsu duniawi yang meliputi nafsu pangkat dan jabatan, nafsu harta, nafsu kepada lawan jenis serta nafsu untuk amarah. Semua nafsu itu sengaja dilatih untuk ditahan. Saat beribadah haji pula, hal lainya yang dilatih ialah perihal kesabaran, perjuangan, ketekunan, rasa toleransi, kesediaan untuk berkorban dan kepedulian terhadap orang lain.

Memahami makna yang terkandung dalam ibadah haji bagi Sahabat Haji Plus akan membuat tak terperangkapnya para jamaah haji dalam hal upaya gerakan kegiatan fisik saja seperti berjalan bolak balik dalam melakukan Sa’i atau berjalan berputar-putar mengelilingi Kabah saat ber-thawaf. Karena, Ibadah haji tak hanya sekedar menjalankan ritual – ritual sesuai dengan syarat dan rukunya yang sudah ditetapkan. Contohnya ialah pada saat memahami makna kegiatan Sa’i. Sa’i merupakan sebagai lambang dari usaha serta kerja keras yang tak kenal lelah. Pemaknaan ini didapat dari kisah Siti hajar mondar mandir berjalan antara Bukit Safa dan Marwah untuk mencari sumber air bagi anaknya Ismail yang sedang kehausan. Pesan moral yang didapat adalah dalam mengupayakan sesuatu harus bergerak melakukan sesuatu. Jangan hanya diam berpangku tangan dan berharap lebih terkait kondisi membaik tapi tak melakukan sesuatu apapun. Karena dengan doa saja tak akan mampu menghadirkan keinginan dengan seketika. Sedangkan wukuf di Arafah, pemaknaanya adalah sebagai pengenalan kembali terhadap diri sendiri, dengan mengakui dan menyadari segala kekurangan dan kesalahan. Wukuf adalah berdiam diri. Diam, dengan merenung dalam keheningan di diri masing – masing untuk mengenali kembali  sendiri. Lalu selanjutnya dalam diam diri tersebut, muncullah tekad untuk memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan yang telah diperbuat.

Apa Saja Yang Menjadi Kewajiban Saat Berhaji?

Saat melakukan ibadah haji, tentunya ada beberapa kewajiban yang hendaknya dilaksanakan. Wajib secara syar’i memiliki makna suatu hal atau perbuatan yang harus dikerjakan. Seandainya tidak dikerjakan maka ibadahnya tidak sah. Akan tetapi, dalam haji jika terpaksa tidak melakukan kewajiban haji, maka ibadahnya tetap sah. Namun, harus membayar dam (deda) sesuai dengan yang telah ditentukan. Haji memiliki lima kewajiban yang hendaknya dilaksanakan. Apa saja? Yuk simak informasi di bawah ini.

  1. Mengenakan Kain Ihram

Miqat dalam berihram terdapat 2 macam yakni miqat zamani dan miqat makani. Miqat zamani ialah batas waktu para jama’ah haji mengerjakan ibadah haji (1 syawwal sampai terbitnya fajar pada tanggal 10 Dzulhijjah). Jadi, bagi seseorang yang belum berihram selain pada hari yang ditentukan, maka ihramnya tidak sah. Ini dikhususkan bagi para jamaah haji, karena waktu umroh tidak ditentukan atau dapat dilaksanakan kapan saja sesuai waktu yang diinginkan. oleh karena itulah, miqat zamani ini bukanlah bagian dari kewajiban haji, tetapi merupakan syarat mutlak bagi para jamaah haji. Sehingga harus dikerjakan, karena hal ini tidak bisa dibayar dengan denda (dam). Sedangkan miqot makani adalah suatu tempat dimana para jama’ah menggunakan pakaian ihram beserta niatnya ketika hendak mengerjakan ibadah haji. Tempatnya pun berbeda – beda sesuai dengan arah daerah masing – masing para jamaah.

  1. Melempar Jumroh Aqobah

Melempar jumroh aqobah ini hanya dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah dan mulai tengah malam dan sampai subuh saja. Melempar jumroh aqobah ini merupakan salah satu tata cara yang wajib dilakukan. Karena apabila jamaah tidak melempar jumroh maka akan terkena denda dan wajib membayar denda tersebut (dam). Denda tersebut berupa seekor kambing. Apabila jamaah yang melanggar tersebut tidak mampu membayar dengan seekor kambing, maka boleh membayar fidyah atau berpuasa selama 10 hari yaitu 3 hari dimasa haji di tanah suci dan sisanya di tanah air.

  1. Mabit Di Mudzalifah

Mudzalifah merupakan antara Arafah dan Mina. Mabid di Mudzalifah adalah berada di Mudzalifah mulai dari tengah malam tanggal 10 Dzulhijjah hingga terbit fajar. Yang dimaksud mabid ialah bermalam (menginap) atau menginjakkan kaki di area Mudzalifah atau cukup diatas mobil. Mabid ini dapat dilakukan saat memasuki waktu maghrib. Dalam keadaan demikian inilah melakukan sholat fardhu dalam keadaan jama’ qosor dan harus meninggalkan Mudzalifah sebelum terbit matahari pada tanggal 10 Dzulhijjah.

  1. Mabit Di Mina

Wilayah Mina terletak di Mudzalifah dan Mekkah al – mukkaromah. Mina di datangi oleh jamaah haji pada tanggal 8 Dzulhijjah atau sehari sebelum wukuf di Arafah. Jamaah haji berada di Mina sehari semalam sehingga dapat melaksanakan Sholat dhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ serta Subuh. Selanjutnya, setelah sholat subuh tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah haji akan berangkat menuju Arafah. Jamaah Kembali lagi datang ke Mina pada saat selesai melaksanakan wukuf di Arafah. Jamaah haji Kembali ke Mina lagi karena bertujuan untuk melempar jumroh. Di Mina jamaah haji diwajibkan untuk mabid pada tanggal 11, 12 Dzulhijjah bagi jamaah haji yang melaksanakan Nafar Awal atau malam tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah bagi jamaah yang melaksanakan Nafat Tsani.

  1. Melontar Jumroh Ula, Wustha dan Aqabah

Melontar jumroh merupakan temasuk dalam wajib haji. Jamaah haji yang tidak melempar jumroh selama 3 hari maka akan memperoleh denda yakni dengan wajib membayar dengan dam dan apabila meninggalkan sebagian lontaran, maka harus membayar dengan fidyah. Pelaksanaan melempar jumroh ini dilaksanakan pada hari – hari tasyriq yaitu pada tanggal 11, 12 dan 13 dzulhijjah. Untuk melempar jumroh, batu yang digunakan tidaklah besar. Cukup seukuran ujung jari dan tidak berbentuk runcing. Adapun cara melemparnya ialah sebanyak tujuh batu pada hari id, yaitu jumrah aqabah saja. Sedangkan pada hari – hari tasyriq maka sebanyak 21 batu setiap hari, masing masing tujuh lemparan untuk jumrah ula, tujuh lemparan untuk jumrah wustha dan tujuh lemparan untuk jumrah aqabah.

  1. Melakukan Thowaf Wada

Thowaf Wada bagi yang akan meninggalkan Mekkah. Thowaf Wada merupakan penghormatan akhir ke Baitullah. Sehingga, thowaf wada ini disebut juga dengan thowaf perpisahan dengan Baitullah sebagai tanda bahwa telah menyelesaikan semua rangakian ibadah haji sebagai penghormatan terakhir kepada Baitullah. Thowaf wada ini diperuntukkan bagi orang – orang yang telah berhaji dan semua orang yang hendak meninggalkan kota mekkah. Dalam pelaksanaannya, thowaf wada dilakukan seperti thowaf biasanya. Namun, yang membedakan ialah jamaah tak perlu untuk menggunakan kain ihram. Selain itu, setelah melakukan thowaf juga tidak dilanjutkan dengan sa’I dan tahalul.

Menjelang Keberangkatan Ibadah Haji

  1. Menyelesaikan Segala Urusan

Sebelum berangkat ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji, apabila sahabat Haji Plus memiliki permasalahan dengan keluarga maupun pekerjaan sebaiknya selesaikan terlebih dahulu. Hendaknya sahabat Haji Plus menyelesaikan segala masalah yang timbul. Agar ketika sahabat Haji Plus melaksanakan ibadah haji, pelaksanaannya menjadi lancar dan tak terganggu. Masalah keluarga yang dapat diselesaikan antara lain masalah yang menyangkut terkait utang piutang. Apabila Sahabat Haji Plus hendak berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan ibadah haji dan Sahabat Haji Plus merasa masih memiliki tanggungan utang piutang, hendaknya Sahabat Haji Plus sebelum melakukan keberangkatan ibadah ke Tanah Suci disarankan untuk menyelesaikannya terlebih dahulu. Selain itu, Apabila Sahabat Haji Plus pernah berbuat salah kepada teman maupun keluarga atau kerabat, Sahabat Haji Plus juga tak lupa untuk meminta maaf kepadanya. Selain itu, saat hendak berangkat ke Tanah Suci, pastikan bahwa keluarga inti yang ditinggalkan Sahabat Haji Plus sekalian dalam kondisi yang cukup, yakni tak kekurangan suatu apapun. 

  1. Menanamkan Niat Beribadah Hanya Karena Allah Swt

Persiapan yang paling utama ialah mempersiapkan niat untuk melakukan ibadah haji semata – mata ibadah hanya karena Allah Swt. Pastikan niat tersebut telah benar dalam diri sahabat Haji Plus sekalian. Jangan sampai niat yang timbul tersebut malah justru niat untuk pamer kepada teman atau keluarga bahwa sahabat Haji Plus memang mampu untuk melakukannya. Jika dalam diri sahabat Haji Plus timbul niat hanya karena ingin pamer, segeralah istighfar dan niatlah hanya karena Allah Swt. Karena apabila sahabat haji plus berniat selain karena Allah, maka tentunya akan percuma saja. Oleh karena itu, sebisa mungkin sebelum melakukan keberangkatan, sahabat haji plus telah menata niat menunaikan ibadah haji hanya untuk semata – mata beribadah kepada Allah Swt. 

  1. Silaturahmi dan Memohon Do’a Restu Kepada Keluarga maupun Teman

Persiapan yang selanjutnya ialah dengan menjalin silaturahmi dengan banyak pihak serta memohon doa restu. Hal ini bertujuan agar ketika sahabat Haji Plus dalam proses pelaksanaan ibadah haji, proses pelaksanaan ibadah haji tersebut berlangsung dengan lancar dan tanpa hambatan. Oleh karena itulah, hendaknya sebelum berangkat ke tanah suci sahabat Haji Plus memohon doa restu kepada teman, keluarga dan pihak lainnya. Oleh karena itu, biasanya sebelum menjelang keberangkatan ke Tanah Suci akan diadakan pengajian di rumah. Pengajian tersebut pada umumnya bertujuan untuk memohon doa restu. Bagi Sahabat Haji Plus yang memiliki saudara ataupun teman yang pernah berangkat ke Tanah Suci pastinya sangat memahami aktivitas yang satu ini. Karena hal tersebut selain untuk memohon doa restu, di kesempatan itu pula Sahabat Haji Plus juga dapat memohon maaf kepada orang – orang tersebut apabila pernah ada salah ucap maupun perbuatan. Tentunya hal ini menjadi hal yang tak dilewatkan oleh Sahabat Haji Plus sekalian.

Demikianlah informasi seputar Travel Haji Plus Terbaik di Jakarta. Bagi Sahabat Haji Plus tentunya tak perlu khawatir, karena ada Annur Maarif Travel yang kapanpun siap membantu Sahabat Haji Plus guna mencapai keinginan untuk segera menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *