Travel Haji Khusus Jakarta
Pelaksanaan ibadah Haji menjadi salah satu bentuk ibadah guna menyempurnakan rukun islam yang kelima. Menunaikan ibadah haji bukan tamasya, bukan pula bermegah – megahan. Akan tetapi sebagai bentuk refleksi klimaksnya ketundukan dan merendahkan diri seorang budak di hadapan Allah yang disertai cinta dan harapan serta rasa takut kepada Allah SWT. Berangkat ke Tanah Suci bukan untuk menikmati indahnya hotel, lezatnya makanan ataupun keindahan serta keragaman obyek wisata yang ada disana, melainkan karena menjalankan ibadah. Pergi ke Tanah Suci tak lain tak bukan ialah karena menjalankan kewajiban yang diperintahkan Dzat Allah yang Maha Sempurna. Jadi bukan haji kalau tak beribadah dan bukan pula ibadah jika tidak ada ketawadhuan maupun ketundukan kepada hukum – Nya. Begitu banyak yang mengharapkan untuk menjadi tamu Allah di Tanah Suci, tentunya Sahabat Haji Plus juga berharap demikian bukan? Semoga Sahabat Haji Plus yang memiliki niat baik untuk segera menunaikan ibadah haji segera terlaksana. Bagi Sahabat Haji Plus yang hendak berencana pergi ke Tanah Suci dalam rangka melaksanakan ibadah haji, pastikan telah memahami perihal memilih program maupun paket yang tersedia dalam pelaksanaan ibadah haji. Dengan begitu, Sahabat Haji Plus sekalian dapat mempersiapkannya dengan baik. Teruntuk Sahabat Haji Plus yang ingin segera menunaikan ibadah haji tanpa menunggu waktu tunggu keberangkatan yang lama, Sahabat Haji Plus dapat memilih paket Haji Plus di Travel Haji Plus Annur Maarif Travel. Sahabat Haji Plus tak perlu khawatir terkait legalitasnya, karena sudah berpengalaman bertahun – tahun dalam memberangkatkan para jamaah haji ke Tanah Suci. Terkait Biaya Haji Plus di Annur Maarif Travel pun telah sesuai dengan segala fasilitas memanjakan yang akan disuguhkan. Untuk informasi seputar haji lebih lengkap seputar Travel Haji Khusus Jakarta, yuk simak informasi di bawah ini.
Pelaksanaan Ibadah Haji 8 – 12 Dzulhijjah
Dalam Ibadah haji terdapat serangkaian kegiatan yang dilakukan dan tentunya terdapat amalan – amalan yang hendaknya dilakukan selama proses ibadah haji. Apa saja amalan yang dilakukan? Berikut lebih jelasnya.
Tanggal 8 Dzulhijjah (Hari Tarwiyah)
- Pada waktu Dhuha, jamaah haji berihram dari tempat tinggalnya dengan niat akan melaksanakan ibadah haji, ini bagi yang berniat haji tamattu’. Sedangkan bagi yang berniat haji ifrad dan qiron, ia tetap berihram dari awal.
- Setelah berihram, wajib menjauhi segala larangan ihram.
- Memperbanyak talbiyah.
- Bertolak menuju Mina sambil bertalbiyah.
- Melaksanakan shalat Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib, ‘Isya’ dan Shubuh di Mina. Shalat-shalat tersebut dikerjakan di waktunya masing-masing (tanpa dijamak) dan shalat empat raka’at (Zhuhur, Ashar dan Maghrib) diqoshor.
- Mabit (bermalam) di Mina dan hukumnya sunnah.
- Memperbanyak dzikir kala itu seperti dzikir pagi dan petang, juga dzikir lainnya.
Tanggal 9 Dzulhijjah (Hari Arafah)
- Sesudah shalat Shubuh di Mina dan setelah matahari terbit, bertolak menuju Arafah sambil bertalbiyah dan bertakbir.
- Pada hari Arafah, yang disunnahkan bagi jama’ah haji adalah tidak berpuasa sebagaimana contoh dari Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam.
- Jika memungkinkan, sebelum wukuf di Arafah, turun sebentar di masjid Namirah hingga masuk waktu Zhuhur.
- Jika memungkinkan, mendengarkan khutbah di masjid Namirah, lalu mengerjakan shalat Zhuhur dan Ashar dengan jamak taqdim dan diqashar dengan satu adzan dan dua iqamah.
- Setelah shalat Zhuhur, memasuki padang Arafah untuk melaksanakan wukuf.
- Ketika wukuf, berupaya semaksimal mungkin untuk berkonsentrasi dalam do’a, dzikir dan merendahkan diri kepada Allah.
- Menghadap ke arah kiblat ketika berdo’a sambil mengangkat kedua tangan dengan penuh kekhusyu’an.
- Saat wukuf, memperbanyak bacaan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir” dan bacaan shalawat.
- Tidak keluar meninggalkan Arafah kecuali setelah matahari tenggelam.
- Setelah matahari terbenam, bertolak menuju Muzdalifah dengan penuh ketenangan.
- Sampai di Muzdalifah, lakukan terlebih dahulu shalat Maghrib dan Isya’ dengan dijamak dan diqashar (shalat Maghrib 3 rakaat, sedangkan shalat Isya’ 2 raka’at) dengan satu adzan dan dua iqamah.
- Mabit di Muzdalifah dilakukan hingga terbit fajar. Adapun bagi kaum lemah dan para wanita dibolehkan untuk berangkat ke Mina setelah pertengahan malam.
Tanggal 10 Dzulhijjah (Hari Nahr atau Idul Adha)
- Para jamaah haji harus shalat Shubuh di Muzdalifah, kecuali kaum lemah dan para wanita yang telah bertolak dari Muzdalifah setelah pertengahan malam.
- Setelah shalat Shubuh, menghadap ke arah kiblat, memuji Allah, bertakbir, bertahlil, serta berdo’a kepada Allah hingga langit kelihatan terang benderang.
- Berangkat menuju Mina sebelum matahari terbit dengan penuh ketenangan sambil bertalbiyah/ bertakbir.
- Ketika tiba di lembah Muhasir, langkah dipercepat bila memungkinkan.
- Menyiapkan batu untuk melempar jumroh yang diambil dari Muzdalifah atau dari Mina.
- Melempar jumroh ‘aqobah dengan tujuh batu kecil sambil membaca “Allahu Akbar” pada setiap lemparan.
- Setelah melempar jumroh ‘Aqobah berhenti bertalbiyah.
- Bagi yang berhaji tamattu’ dan qiran, menyembelih hadyu setelah itu. Yang tidak mampu menyembelih hadyu, maka diwajibkan berpuasa selama 10 hari: 3 hari pada masa haji dan 7 hari setelah kembali ke kampung halaman. Puasa pada tiga hari saat masa haji boleh dilakukan pada hari-hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah).
- Mencukur rambut atau memendekkannya. Namun mencukur (gundul) itu lebih utama. Bagi wanita, cukup menggunting rambutnya sepanjang satu ruas jari.
- Jika telah melempar jumroh dan mencukur rambut, maka berarti telah tahallul awwal. Ketika itu, halal segala larangan ihram kecuali yang berkaitan dengan wanita. Setelah tahallul awwal boleh memakai pakaian bebas.
- Menuju Makkah dan melaksanakan thawaf ifadhoh.
- Melaksanakan sa’i haji antara Shafa dan Marwah bagi haji tamattu’ dan bagi haji qiron dan ifrod yang belum melaksanakan sa’i haji. Namun jika sa’i haji telah dilaksanakan setelah thawaf qudum, maka tidak perlu lagi melakukan sa’i setelah thawaf ifadhoh.
- Dengan selesai thawaf ifadhoh berarti telah bertahallul secara sempurna (tahalluts tsani) dan dibolehkan melaksanakan segala larangan ihram termasuk jima’ (hubungan intim dengan istri).
Tanggal 11 Dzulhijjah (Hari Tasyrik)
- Mabit di Mina pada sebagian besar malam.
- Menjaga shalat lima waktu dengan diqashar (bagi shalat yang empat raka’at) dan dikerjakan di waktunya masing-masing (tanpa dijamak).
- Memperbanyak takbir pada setiap kondisi dan waktu.
- Melempar jumroh yang tiga setelah matahari tergelincir, mulai dari jumroh ula (shugro), jumroh wustho, dan jumroh kubro (aqobah).
- Melempar setiap jumroh dengan tujuh batu kecil sambil membaca “Allahu Akbar” pada setiap lemparan.
- Termasuk yang disunnahkan ketika melempar adalah menjadikan posisi Makkah berada di sebelah kiri dan Mina di sebelah kanan.
- Setelah melempar jumroh ula dan wustho disunnahkan untuk berdoa dengan menghadap ke arah kiblat. Namun, setelah melempar jumroh aqobah tidak disunnahkan untuk berdo’a.
- Mabit di Mina.
Tanggal 12 Dzulhijjah (Hari Tasyrik)
- Melakukan amalan seperti hari ke-11.
- Jika selesai melempar ketiga jumroh lalu ingin pulang ke negerinya, maka dibolehkan, namun harus keluar Mina sebelum matahari tenggelam. Kemudian setelah itu melakukan thawaf wada’. Keluar dari Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah disebut nafar awwal.
- Bagi yang ingin menetap sampai tanggal 13 Dzulhijjah, berarti di malamnya ia melakukan mabit seperti hari sebelumnya.
- Tanggal 13 Dzulhijjah (Hari Tasyrik)
- Melakukan amalan seperti hari ke-11 dan ke-12.
- Setelah melempar jumroh sesudah matahari tergelincir, kemudian bertolak meninggalkan Mina. Ini dinamakan nafar tsani.
- Jika hendak kembali ke negeri asal, maka lakukanlah thawaf wada’ untuk meninggalkan Baitullah. Bagi wanita haidh dan nifas, mereka diberi keringanan tidak melakukan thawaf wada’. Thawaf wada’ adalah manasik terakhir setelah manasik lainnya selesai. (Sebagian besar diambil dari Meneladani Manasik Haji dan Umrah, 131-144)
Seputar Ka’bah Yang Perlu Diketahui
Sahabat Haji Plus tentu telah mengerti bahwa ka’bah merupakan tempat paling suci dari semua situs islam di dunia. Posisi ka’bah yang menjadi kiblat mengharuskan umat islam diseluruh dunia menghadap ka’bah saat menunaikan sholat. Apa saja fakta unik terkait ka’bah? Yuk simak informasi dibawah ini.
-
Mulanya Kain Kiswah Tak Berwarna Hitam
Sahabat Haji Plus tentunya telah mengerti bahwa Kiswah adalah kain hitam yang menutupi Ka’bah. Tapi, tahukah Sahabat Haji Plus sekalian bahwa kain pelindung bangunan suci itu tidak selalu berwarna hitam seperti yang biasa disaksikan sekarang? Tradisi menutupi Ka’bah dengan kiswah dimulai pada masa pemerintahan Bani Jurhum (salah satu suku tertua di Arab). Kemudian, Nabi Muhammad SAW melapisi Ka’bah dengan kain putih dari Yaman. Sepeninggal Rasulullah SAW, kiswah yang digunakan pada masa pemerintahan para khalifah Islam cukup variatif warnanya. Di antaranya adalah kiswah merah, hijau, dan putih. Pemerintah Dinasti Abbasiyah akhirnya memutuskan warna hitam untuk mengakhiri perubahan warna kiswah yang terlalu sering itu. Sejak itulah, kiswah hitam terus digunakan untuk menutupi Ka’bah sampai sekarang.
-
Bentuk Ka’bah Telah Berubah
Pada mulanya Ka’bah awalnya berbentuk huruf latin D kapital, sesuai dengan fondasi yang diletakkan oleh Nabi Ibrahim AS. Setelah berabad-abad berikutnya, desain bangunan suci itu berubah menjadi bentuk kubus saat dibangun ulang oleh suku Quraisy, sebelum datangnya risalah Islam yang dibawakan Rasulullah SAW. Perubahan bentuk Ka’bah pada masa itu terjadi karena orang-orang Quraisy tidak mampu membangun kembali keseluruhan struktur bangunannya karena kekurangan dana. Ruang yang ditinggalkan disebut Hatim sekarang-ditandai dengan dinding kecil.
-
Pernah Banjir Hingga Bisa Digunakan Untuk Berenang
Pada jaman dahulu ketika hujan lebat melanda Mekkah, masalah yang akan dihadapi oleh Ka’bah adalah permukaan lantai yang menggenang. Apalagi letaknya yang berada di lembah membuat daerah sekitarnya mudah banjir. Pernah suatu masa, ketika sistem penangan banjir di Ka’bah belum sebagus sekarang, Ka’bah sampai terendam oleh air. Namun banjir yang menenggelamkan Ka’bah tidak menyurutkan niat jamaah untuk tawaf. Mereka akan berenang mengelilingi Ka’bah. Kini, hujan lebat juga akan menggenangi Ka’bah, namun ketinggiannya hanya sampai pergelangan kaki.
-
Ka’bah Dahulu Memiliki Lebih Dari Satu Pintu
Pada mulanya, Ka’bah memiliki dua pintu. Yang satu digunakan sebagai pintu masuk, sedangkan yang lainnya adalah pintu keluar. Tak hanya itu, Ka’bah dulu juga mempunyai jendela pada salah satu dindingnya. Ka’bah yang kita saksikan sekarang hanya memiliki satu pintu dan tanpa jendela, meskipun ada pintu lainnya yang terdapat di dalam bangunan itu—yang digunakan sebagai akses menuju atap. Haji Plus
-
Telah Direkonstruksi Berulang Kali
Tahukah Sahabat Haji Plus sekalian bahwa Ka’bah pernah mengalami kerusakan akibat bencana alam seperti banjir dan faktor-faktor lainnya sehingga membuatnya dibangun ulang beberapa kali. Kebanyakan sejarawan mengklaim bahwa Ka’bah telah direkonstruksi sekitar 12 kali. Renovasi terakhir terjadi pada 1996 dengan menggunakan teknologi terbaru untuk memperkuat bangunan tersebut dari bencana. Menurut keyakinan Islam, ada beberapa nabi yang turut berpartisipasi dalam pembangunan Ka’bah. Mereka adalah Nabi Adam AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail AS, dan Nabi Muhammad SAW.
Luar Biasanya Pahala Ibadah Haji di Tanah Suci
-
Pahalanya Sebanding Dengan Jihad di Jalan Allah
Tentu sahabat Haji Plus telah mengetahui bahwa jihad merupakan salah satu ibadah yang memiliki pahala yang besar. Namun, memang wajar apabila seseorang berjihad dan medapatkan karunia dan balasan yang amat besar, karena memang berjihad itu sangat berat. Selain harus meninggalkan kampung halaman, jauh dari keluarga, untuk berjihad pun membutuhkan kekuatan, keterampilan, kemampuan serta membutuhkan harta yang cukup banyak. Sehingga banyak sahabat Rasulullah Saw yang menangis dengan bercucuran air mata saat dinyatakan tidak layak dalam mengikuti jihad. Maka Allah Swt memberikan salah satu keringanan berupa ibadah haji yakni yang memiliki pahala setara dengan berjihad di jalan Allah.
-
Menghapus Dosa Seperti Baru Dilahirkan
Bayi yang baru lahir pastinya masih suci dan tidak memiliki dosa. Sehingga, apabila bayi ini seketika dipanggil oleh Allah, maka sudah dijamin bayi ini akan masuk ke surga. Bagi sahabat Haji Plus yang melaksanakan ibadah haji maka pasti akan disebutkan sebagai orang yang tidak memiliki dosa, bagai baru pertama kali dilahirkan. Ini terdapat pada sabda rasulullah :
“ Barangsiapa yang pergi haji ke rumah ini (Baitullah) dengan tidak mengucapkan kata – kata kotor dan tidak berbuat kefasikan, amka ia pulang seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya (tidak berdosa). “ ( HR. Bukhori dan Muslim)
-
Jamaah Haji Sebagai Tamu Allah
Sebagai salah satu tamu Allah merupakan suatu kehormatan yang Allah berikan kepada para jamaah Haji. Dalam syariat islam, tamu memiliki kedudukan yang istimewa. Orang melayu pun mengatakan bahwasannya tamu adalah raja, sehingga berhak mendapatkan segala layanan dari tuan rumah tersebut. Apabila jamaah Haji dianggap sebagai tamu Alah, pastinya mereka akan mendapatkan semua pelayanan yang istimewa dari Allah. Pelayanan istimewa ini terkait Hajat atau keinginan yang diharapkan insyaallah akan diijabah oleh Allah. Oleh karena itu, jamaah haji adalah orang – orang yang memiliki fasilitas khusus yakni bisa meminta pada tuan rumah, yaitu Allah. Dan jikalau sang tamu meminta diampuni, sudah jelas sekali Allah akan meluluskan hajat sang tamu yakni mengampuni semua dosa – dosa yang lalu.
-
Allah Membanggakan di Depan Malaikat
Keutamaan lain melaksanakan ibadah haji ialah Allah akan membanggakan di depan malaikat. Dari Aisyah radhiyallahuanha bahwa Rasulullah SAW bersabda :
“ Tidak ada hari dimana Allah membebaskan hambanya dari api neraka kecuali hari Arafah. Dan sesungguhnya Allah condong kepada jamaah haji dan membanggakan mereka di depan para malaikat “ ( HR. Muslim)
Pastinya, menjadi orang yang dibanggakan Allah di depan malaikat itu selain anugerah juga merupakan tanggung jawab sekaligus. Jangan sampai ketika sudah melaksanakan haji dan selepas pulang ke tanah air, masih saja melakukan perbuatan yang kurang terpuji. Tentunya sangat sayang sekali bukan?
-
Menjauhkan Kefakiran dan Menghapus Dosa
Salah satu hikmah yang dapat diambil bagi yang melaksankan haji ialah dapat melenyapkan kefakiran. Selain kefakiran, ibadah haji juga menjadi penebus dosa bagi pelakunya. Tidak ada ibadah yang lebih berharga dari yang menjanjikan dihapuskannya dosa – dosa. Dan tidak ada pula seorang pun yang luput dari dosa di dunia ini. pengampunan dosa adalah peristiwa yang paling eksentrik dan dramatic. Bagaimana tidak, seseorang telah melakukan dosa entah meninggalkan kewajiban atau melanggar larangan dari Allah Swt. Kemudian kesalahan yang melahirkan dosa tersebut diampuni oleh Allah. Pastinya, dosa – dosa yang dimaksud ialah sebatas dosa – dosa yang kecil. Untuk dosa yang termasuk dosa besar tentunya tidak hilang begitu saja dengan pergi ke tanah suci untuk melaksanakan ibadah haji. Dosa – dosa besar tersebut membutuhkan taubat dalam arti sesungguhnya. Sehingga bukan hanya dengan beristighfar atau mengerjakan ibadah tertentu bisa hilang begitu saja.
Mitos Batu Kerikil Asal Tanah Suci
Sepertinya tak asing lagi perihal terdapat beberapa jamaah Haji yang mengumpulkan kerikil dari Tanah Suci untuk dibawa pulang ke tanah air. Hal yang melatar belakangi ialah bahwa kerikil yang berada di Tanah Suci dapat dijadikan jimat, bagaimanakah Islam menanggapi hal ini? Tanah dan kerikil serta batu batuan di tanah suci pada dasarnya ialah sama saja dengan belahan negara lainnya yang tak memiliki kemampuan dan kekuatan apapun. Namun tanah dan apa yang ada diatasnya yang berada di Makkah dan madinah menjadi istimewa karena terdapat bangunan Kabah dan Makam Nabi Muhammad SAW. Sehingga tanah tersebut menjadi tanah suci. Sekalipun demikian tetap dalam masalah apapun yang ada di tanah suci ini tidak memiliki keistimewaan apapun jika dibawa kembali ke tanah air. Akan tetapi, sayangnya banyak yang mempercayai jika setiap tempat yang digunakan sebagai rangkaian ibadah haji menyimpan kekuatan yang besar.Tindakan mempercayai batu sebagai jimat adalah hal mengerikan yang kerap dilakukan. Selain itu para ulama telah melarang untuk membawa batuan apapun atau tanah dari Makkah dan Madinah keluar dari daerah tersebut. Ulama mazhab terbagi dua dalam menyikapi mengambil bebatuan ke luar tanah suci tanpa ada unsur pengagungan seperti di atas yang sudah jelas haram.
Sebagian ulama menghukumi makruh atau termasuk perkara yang dibenci untuk mengeluarkan tanah atau bebatuan dari tanah suci menuju tempat lain semisal tanah air sang jamaah Haji tersebut. Ulama ulama mazhab Syafii berpendapat bahwa tindakan membawa kerikil dan batu batuan dari tanah suci ke tanah air para jamaah Haji merupakan haram karena dapat menimbulkan pengagungan atau sakralisasi terhadap benda. Sedangkan Hajar Aswad dan air Zamzam, merupakan pengecualian karena tata caranya telah dicontohkan langsung oleh Rasulullah agar terhindar dari perkara yang musyrik. Sementara ulama dari mazhab Hanafi memberikan keringanan dan engan berpendapat bahwa perbuatan ini Mubah atau dibolehkan. Namun dari beberapa pandangan lain yang mayoritas cenderung memandang tindakan ini haram. Oleh sebab itu sebaiknya para jamaah jangan pernah membawa kerikil atau batu-batuan dari tanah suci ke tanah air sebab secara logika jika setiap jamaah membawa satu kerikil saja maka dapat dipastikan tanah suci akan amblas, selain itu memang mayoritas para ulama mengharamkannya. Nah, hendaknya Sahabat Haji Plus memahami dengan baik yaa..
Inilah sekilas informasi mengenai Travel Haji Khusus Jakarta bagi Sahabat Haji Plus sekalian. Semoga informasi ini dapat membantu Sahabat Haji Plus dalam memperiapkan sebelum berhaji d Tanah Suci.